PEREMPUAN ITU SEKARAT
nafasmu kian berat
senyummu mulai berkarat
menggigil di antara siuman dan pingsan
heran masih saja
kami terjaga dalam mimpi panjang
tentang bagaimana menggemukkan badan
serta segala macam cara menjualnya
barangkali saat terbangun
garigaris telapak tangan kami
telah begitu kendur tumpang tindih
serupa benang hitam panjang tersimpulsimpul
tak jelas mana ujung mana pangkal
bukan kerna senyummu
yang membuat anakanakmu kurus kelaparan
memenuhi tanah dengan serpihan tulang
sungguh dan ternyata memang bukan
kerna senyummu
I b u
24.02.2010
MENEMU BATU
tangis tawa
tanpa suara
suka duka
satu nyawa
hening geming
di urat batu
pada tekstur yang sama
usai tanpa kata
25.02.2010
BUNGA MENGERING KEPADA TANAH BASAH
lama sengit bersitegang
hingga anginpun mengalah pergi ke utara
meninggalkanmu bertahan pada tangkai rapuh
kau makin kecoklatan menolak luruh
biarlah sampai aku lelah mengering
dan kau akan lebih cepat membuatku busuk
lumat dalam dekap rindu paling purba
begitu kau bilang sambil menatap bayangmu
yang telah lama menegas di wajahku
26.02.2010
SETANGKAI MAWAR TERSELIP
PADA BUKU HARIAN
setangkai bunga erat digenggaman
barangkali memang hanya keyakinan
untuk menunjukkan semangat hidup
yang nyaris redup beberapa waktu
saat kabar bersampul kelabu sampai
pada mata yang mulai lelah menyala
dan genggamanmu makin erat sebelum
akhirnya kau lepas bersama seuntai senyum
kini bunga itu telah pipih kecoklatan
bertahun terselip di sebuah halaman
buku harian yang menceritakan kisah
tentang perjalanan kupukupu jantan
ke sebuah cahaya yang dirinduinya
setelah sehari bersama sang betina
menjelajahi luasnya taman bunga
kubaca buku harianmu itu di depan pusaramu
wangi bunga yang tak pernah pudar oleh waktu
dan kaupun tahu
aku tak harus menjadi kupukupu jantan
untuk sebuah kematian yang bakal terulang
___________
terpahat di batu nisan tanggal kematianmu
yang juga merupakan hari kelahiranku
duapuluhsatu tahun yang lalu
28.02.2010
GAMBAR BAU MINYAK TELON
kau timang tubuhnya masih bau minyak telon
lalu sebuah tembang kau lantunkan
sudahkah ia tertidur pulas tanyaku
belum katamu ia hanya pejamkan mata
mungkin sekedar melepas lelah
setelah melihat kita seharian membanting tulang
biarlah tetap begini aku tak ingin ia tertidur
suaramu terdengar meyakinkan dengan mata
tetap memandang wajahnya yang mungil
dan nyanyianmu terus melantun hingga pagi
lalu kembali kita sengit bergelut dengan matahari
bertahun kemudian
aku masih saja mencium bau minyak telon
saat melihat gambarnya yang kusangka spongebob
padahal menurut anak kita — kotak berambut —
dan lirih tembangmu masih terngiang
mengingatkan kami agar tetap tak tidur
setia menjaga jarak terhadap mimpi dan lelap
01.03.2010