Sajak-Sajak Asrina Novianti

http://www.lampungpost.com/
Ciumanmu

aku lengkapkan cuaca
seperti terus kuburu dirimu
di sepanjang musim
tahun-tahun yang sengat
berteduh di hutan lebat
merasakan aliran tubuhmu
semacam sengat
yang menjerat
semua gemuruh
memburu lelah tubuh
tapi hari teduh
bibirmu tak mau jauh
mengumpulkan segenap rapuh
lumpuh dan jenuh
aku lengkapkan dirimu
menuliskan sebuah agenda
tentang rencana
menghapus semua tangis
yang luntur dari pipimu
mengiris bayangan hari amis
orang-orang bergegas
tergesa mengisap diri masing-masing
terlalu asing
seperti layar bergerak
di menit ini
mendekap segala sunyi
di pojokan
ruang tersembunyi
getar hujan dingin
menyemai nyali
dan kenangan
serupa derap langkah
pendemo
bergerak
dari bibirmu
yang terus mengisap
padahal aku ingin menggoda
dengan sekelumit harap
yang mungkin bisa kelebat
dari masalalumu

/Jakarta 2010

Ke Laut

teduh biru
bayangan angin
mengibar angan
di tiang-tiang sunyi
tentang kita
tapi air garam
tak kunjung berkabar
semua kisah terbuka
lalu tak ditutup dengan bahagia
jangkar kapal
bunyi peluit
menanam wangsit
dengan semacam angan
mengembara
ke teduh biru
ke laut

/2010

Teduh Hujan

yang kau tebak cuma mendung
nyatanya hujan yang mampir
dan kau berteduh di bawahnya
mengingat anak-anak juga lelakimu
betapa jauh sudah kenangan
melintas sebagaimana genang hujan
mengalir di relung-relung jalan
harimu juga hatimu yang kau bagi
di bawah hujan
tubuhmu menjelma jadi payung
melupakan murung
begitu ramainya hatimu
seperti riak hujan membasah itu

/2010

——
Asrina Novianti, lahir di Lahat, 11 November 1980. Alumnus Jurusan Komunikasi FISIP Universitas Lampung saat ini berdomisili di Jakarta. Tulisan berupa puisi, opini, dan resensi buku dimuat di berbagai media. Salah satu sajaknya Tenung Asmara Telukbetung menjadi nominasi Krakatau Award 2006 yang diselenggarakan Dewan Kesenian Lampung (DKL).

Leave a Reply

Bahasa ยป