http://www.lampungpost.com/
Lukisan Kenangan
jejak yang kaulukis di sepanjang jalan itu
perlahan-lahan terbang
tinggalkan sebentuk kenangan
yang tersusun dari beribu kata puitis
serupa puisi yang kautulis, penyair
kini aku kembali mengeja
setiap kata yang lahir
meski semuanya harus berakhir
Way Tenong, 2009
Solilokui Hujan
bacalah langit dengan nurani yang tak dusta
lalu terjemahkan dengan bahasamu sendiri
kan ada waskita betapa sentimental
aku sore ini
Way Tenong, 2009
Monolog Malam
dan kujalani separuh waktu bumi
bersama kegelapan
orkestrasi serangga malam adalah
teman terkarib yang mungkin
suatu saat kan pergi
lantaran bulan mengalah pada awan
yang akan menjadikannya hujan
Way Tenong, 2009
Solilokui Damar
masihkah kitab-kitab mencatat
keberadaanku?
lisan-lisan meriwayatkan
pada penerus silsilah
bahwa aku pernah ada
menjaga tanah leluhur
Pugung, November 2009
Akhir Pengembaraan
dan pengembaraan pun usai
tinggal sisa letih
dan leleh peluh
ucap salam buat penghabisan
setelahnya kaudapat maknai
hidup sendiri dalam sunyi
Evolusi
dan lihatlah tubuhku
tangan menjadi sirip
ekor adalah peralihan kedua kaki
paru-paru, senjata utama hidupku
tlah berubah menjadi insang
yang mampu ngembara ikuti arus air
daratan adalah masa lalu
yang tak lagi jelmakan surga
2009
Edi Purwanto, lahir di Sindangsari, Natar, 7 Juli 1971. Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Unila. Saat ini mengajar di SMAN 1 Way Tenong, Lampung Barat.