Sajak-Sajak Fitri Yani

http://www.lampungpost.com/
Di Taman Kota

di sebuah sore yang tembaga
seekor merpati mematuki remah roti di taman kota
dan angin musim dingin tiba-tiba bangkit
mengusap rambutku yang seperti nyiur di bukit

Tanjungkarang, 7 Desember 2009

Seperti Kuntum Cempaka

mendengar deru angin
di guguran daun,
segalanya tampak
begitu basah
seperti kuntum cempaka
di luar jendela.

Desember 2009

Yang Ingin Dikenang

di atas kolam, lotus mekar perlahan
ada yang menepuk bahu teman seperjalanan
ada yang tak merasa pasti dengan papan penunjuk jalan
ada yang terdesak dan terpaksa kembali ke kelokan
di pekarangan, angin menyapu daun-daun kering
ada percakapan yang gersang di bangku panjang
ada wajah yang terkelupas di hampar petang
ada ingatan yang tak ingin mengulang.

Tanjungkarang, 8 Desember 2009

Fiksi kesembilan; Bocah

Hujan hampir gila
membabi-buta, menerjang-nerjang jalan
di bawah cemara ada bocah bermata bening
ia duduk memeluk boneka yang menggigil
didengarnya suara serak gagak
dan dentang lonceng gereja
ia pejamkan mata
dibayangkannya keluarga boneka yang bahagia
yang selalu tersenyum sejak pertama diciptakan
di kejauhan, seorang Ibu berpayung hitam
memanggil-manggil nama
yang sudah dilupakan bocahnya

2008-2009

Di Tengah Rawa

sepasang angsa putih berenang
di tengah rawa
ada mata yang saling bertatapan
seperti memanjatkan sehelai doa
“mengapa segala hal
terasa begitu cepat usai”
teratai telah berbunga

Tanjungkarang, April 2009


Fitri Yani, lahir 28 Februari 1986. Mahasiswa FKIP Universitas Lampung, aktif berkesenian di Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Unila. Beberapa puisinya terpublikasi di beberapa media dan antologi bersama.

Leave a Reply

Bahasa ยป