Batu Lawan Peluru
semua orang tau, pejabat bermasalah itu ditendang oleh kawan2nya sendiri, kerna membahayakan kedudukan dan kepentingan raja, maka pembantu pun dikorbankan, padahal semua yang terlibat harus dibabat. jangan pilih-pilih tebu nanti dapat ampasnya, begitulah cara membersihkan rumah yang kotor, yang penuh koruptor?
semua berita bisa diatur dari sana, tapi di dunia maya ini kita bebas memilih dan memilah cerita soal kongkalingkong orang istana dan kasus bank century, yang sampai saat ini tak bisa diketahui kemana larinya uang itu, siapa yang jadi sutradaranya?
dalang dalam pertunjukan wayang punya “ilmu simpanan”, konon katanya membuat suasana makin menarik, mempunyai nilai lebih, yang bisa bikin penonton bersorak atau ternganga. manusia suka mistiknya dongeng, apalagi latar belakang budaya yang masih kental bermental feodal.
rezim licik dan kejam ini makin sombong dan menjual obral hasil alam seenaknya tanpa memikirkan masa depan anak bangsa yang akan jadi budak modern buat kepentingan pemodal. lingkungan hidup pun tercemar limbah pabrik, sedangkan buruh mesti hidup ngos-ngosan dengan upah yang jauh di bawah standard internasional.
hanya anak muda yang sanggup merubah keadaan, tanpa kesadaran tak akan muncul keberanian. perubahan harus diperjuangkan, dan bukan kado yang jatuh dari langit.
semua juga tau, tak ada yang mampu merubah batu jadi peluru, realitas di bawah bisakah membakar nyali puisi?
Amsterdam, 07/05/2010
Pejabat Lintah Darat
siapa bilang kemerdekaan punya kita?
pembayar pajak menanggung ongkos kekuasaan
bunga hutang tumbuh di punggung orang miskin
biaya kepresidenan setahun semilyard saja boss
jangan harapkan ada hasilnya buat rakyat
birokrasi mengabdi buat kepentingan modal
lihat, gaya genit judes kelakuan sang birokrat
biar bermasalah diangkat pahlawan bangsa barat
bangga rupanya pejabat jadi lintah darat
penghuni istana berjarak dengan kawulanya
indonesia kembali lagi ke zaman feodalisme
: merayap di bawah, ngesot menyembah rajanya
Amsterdam, 10/05/10
Politik Koalisi Konyol
koalisi ini urusan periuk nasi
benteng barunya rezim berdasi
kau tau ada udang di balik batu
tukang intrik politik bongkar pasang
sang dalang senang dosanya berkurang
sandiwara negeri maling memang gila
rusaknya bangsa akibat politik uang
yang kemarin berdosa sekarang orang suci
ciuman yudas dan niat busuk brutus jadi saksi
Amsterdam, 13/05/2010
Realitas
apa yang kau lihat selama ini kawan?
negerimu dikuasai klub korup yang rakus
di luar pagar istana orang melarat cuma boleh ngiler
penonton kenyang dihibur sinetron politik jungkir balik
si kaya makin kayaraya bermandi cahaya berlian berdarah
si miskin makin miskin terhina di tempat kumuh berlumpur busuk
dan kau tersihir kampanye sesat agen lintah darat?
sadarlah, bangsamu dijual murah jadi budak belian
Amsterdam, 13/05/2010
Tantangan
kepada pengalaman aku berkaca, hidup ini penuh duri dan bunga. jangan melamun sepanjang malam, bersiaplah. tanpa perhitungan tak ada kepastian.
Amsterdam, 17/05/2010
Benang Merah
menjalin benang merah memori
dalam tulisan sepanjang jalan berjurang
menunggu malam menyulam diam
pemalu bergaya seperti perawan
dibujuk ular lidahnya bercabang dua
dijamin penguasa langit, katanya
setiap orang berhak bicara sesuai isi hatinya
kesadaran dimulai dari bawah
membiakkan nyali dan keberanian
di ladang persemaian ide yang berlawan
Amsterdam, 18/05/2010