Buku Orang Jawa Mencari Jodoh
Humaini As
http://suaramerdeka.com/
BERBAGAI jalan ditempuh seseorang untuk memperoleh pasangan hidup. Apakah akan menjadi pasangan sampai akhir hayat, atau hanya sementara waktu saja, tergantung tujuan sejak awal. Untuk memperoleh pasangan hidup yang benar, lazim disebut jodoh, ada tuntunannya. Masyarakat memiliki budaya, agama memberi tuntunan. Buku ini memberi gambaran proses orang Jawa dalam mencari pasangan hidup.
Sri Suhanjati Sukri, Guru Besar Sejarah Peradaban Islam di IAIN Walisongo Semarang, aktivis masalah perempuan, anak, dan agama itu memaparkan tentang katuranggan dalam pemilihan jodoh. Uraiannya mendasarkan pada Kitab Majmu?at karya Kiai Saleh Darat dan Serat Centhini yang ditulis atas perintah Pangeran Adipati Anom dari Kerajaan Surakarta.
Buku ini juga menjabarkan sisi lain syariat Islam yang mengatur tentang pernikahan, yang dimasyarakatkan lewat kitab fikih. Pada umumnya kitab fikih membahas hal-hal yang terkait dengan syariat dan rukun pernikahan bersumber pada ajaran Islam dan ijtihad ulama. Kiai Saleh Darat, ulama yang berwawasan budaya lokal Jawa mengemas sedemikian rupa, memasukkan katuranggan dalam mencari jodoh. Katuranggan dikenal sebagai tradisi Jawa yang digunakan untuk mengetahui sifat dan kemampuan seksual seorang perempuan melalui firasat tubuhnya.
Dalam Serat Centhini, pengertian katuranggan merupakan penjabaran dari kriteria pemilihan jodoh berdasarkan bibit, yaitu kondisi seorang wanita termasuk kecantikannya (becik warnane- bagus warnanya), kepandaian (kepinteran) dan firasat roman mukanya (candra warna pasemone).
Dari pengertian ini disimpulkan katuranggan digunakan untuk mengetahui keadaan perempuan yang akan dinikahi, bukan untuk iseng atau pelecehan.
Meskipun tidak sama, ternyata pembahasan mengenai perlunya mengetahui kondisi calon istri melalui anggota badan disinggung pula dalam Ihya Ulum ad Din karya Imam Al Ghazali. Sementara Serat Centhini memuat lebih rinci tetang sifat, bentuk tubuh dan kemampuan seksualitas perempuan.
Katuranggan sampai sekarang masih digunakan oleh sebagian masyarakat Jawa sebagai hal yang penting dalam memilih jodoh. Pemilihan jodoh yang tepat akan berpengaruh pada ketenangan dan kebahagiaan keluarga. Sedangkan keharmonisan keluarga akan berpengaruh pada terciptanya masyarakat yang tenang, damai dan sejahtera.
Keluarga merupakan bentuk masyarakat terkecil. Keluarga yang tidak harmonis merupakan pangkal kerusakan dalam masyarakat. Ketidakharmonisan keluarga, salah satunya berasal dari pemilihan jodoh yang tidak tepat.
Kepentingan Pernikahan
Buku ini dibagi menjadi 10 bagian, untuk mempermudah pembaca konsentrasi pada masalah tertentu. Diawali tentang pentingnya pernikahan yang merupakan perwujudan syariat Islam yang mengatur fitrah manusia sebagai makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri. (Qs al Baqarah: 35 tentang penciptaan Adam dan Hawa). Setelah terlaksana syarat dan rukun pernikahan, diuraikan kewajiban sebagai seorang suami dan istri.
Bagian berikutnya pembaca dapat mendalami tentang kriteria ideal istri, bagaimana melihat calon istri atau calon suami, kriteria yang dianjurkan dan dilarang dalam memilih pasangan, sampai pada perempuan berhak memilih jodoh.
Perihal katuranggan (hal 59) dalam kitab karya Kiai Saleh Darat, (ditulis 1899), pada bagian akhir diketahui bahwa Majmu?at merupakan kumpulan syariat yang sengaja ditulis untuk orang awam.
Dimaksud dengan awam adalah orang yang tidak tahu tentang bahasa Arab. Kedua sebagai bahasa simbol yang digunakan oleh orang Jawa untuk menunjukkan sifat rendah hati.
Kiai Saleh Darat menyebut dirinya sebagai orang yang tidak tahu bahasa Arab, sedangkan kenyataannya Saleh Darat menguasai Bahasa Arab, menerjemahkan dan meringkas buku berbahasa Arab ke dalam bahasa Jawa termasuk Majmu?at dan Matan al Hikam.
Ketiga, awam dimaksud sebagai orang yang pengetahuannya masih rendah. Pada saat buku itu ditulis, bisa dikatakan pengetahuan mayoritas umat Islam masih terbatas, baik dalam hal agama atau pengetahuan umum.
Salah satu contoh katurangan yang disebut dalam buku ini (hal 30) adalah istilah guntur madu. Anggota tubuh orang yang disebut dengan guntur madu adalah wajah lebar, sorot mata galak, dahi dan mulutnya juga lebar, matanya kecil, perawakannya tinggi, badannya kerempeng, kulitnya kuning langsat dan rambutnya lebat. Perempuan seperti itu wataknya bagus, dan dalam masalah seksual bisa mengimbangi pasangannya.
Judul: Orang Jawa Mencari Jodoh (dari Kitab Fikih Hingga Serat Centhini)
Penulis: Prof Dr Sri Suhanjati Sukri
Penerbit: Nuansa, Bandung
Cetakan: Pertama, Agustus, 2010
Tebal: 119 halaman