Kiagus Wahyudi
indosiar.com
Siapa yang tak kenal nama Chairil Anwar dan Pramoedya Ananta Toer? Dua nama itu sangat terkenal di dunia sastra Indonesia dan internasional dan telah memberikan inspirator bagi para penulis, terutama penulis-penulis pemula.
Chairil Anwar lewat karya puisinya. Sedangkan Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan telah diterjemahkan lebih dari 41 bahasa asing. Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, 26 April 1945 dan Pramoedya wafat di Jakarta, 30 April 2006. Keduanya dimakamkan di Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Selatan.
Untuk menghormati dan mengenang karya kedua sastrawan itu, pada 1 Februari 2009 lalu, sekelompok pecinta sastra yang tergabung dalam Komunitas Apresiasi Sastra (Apsas) dalam rangka ulang tahun ke-4 komunitas tersebut, melakukan ziarah ke makam tokoh-tokoh sastra itu.
Menurut Ketua Kordinator HUT ke-4 Apsas, Ilenk Rembulan, ziarah ke makam kedua tokoh sastra ini adalah bagian dari rangkaian acara ulang tahun Apsas. Selain berziarah, pecinta sastra yang hadir ada yang membacakan puisi Chairil Anwar dan kesan-kesan terhadap karya Pramoedya, diatas pusara kedua sastrawan itu. Bagi pecinta sastra, Chairil Anwar adalah mata kanan sastra Indonesia, sedangkan Pramoedya Ananta Toer, mata kiri sastra Indonesia.
Dalam rangkaian ulang tahunnya, Apsas telah melakukan serangkaian acara yang diikuti anggota Apsas, seperti pembacaan puisi, pertunjukan musik dan monolog, yang diadakan di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Taman Ismail Marzuki.
Pada kesempatan itu juga diadakan diskusi dengan tema Sastra Internet dan Masa Depan Sastra dengan pembicara tokoh blogger Indonesia Enda Nasution, penyair Saut Situmorang, Nuruddin Asyhadie, Hudan Hidayat dan Agus Noor.
Komunitas Apresiasi Sastra lahir 5 Januari 2005. Dengan anggota yang telah mencapai 1.621, mereka berinteraksi melalui milis Apresiasi-Sastra@yahoogroups.com. Di milis tersebut, para anggota tidak hanya bertukar karya sastra tetapi berdiskusi tentang kehidupan sastra Indonesia.(/Ijs)
***