Sajak-Sajak Heri Latief

Orba Formalin

kerna kita dibodohin dan miskin
kita senang makanan berformalin
begitulah nasibnya rakyat melarat
makan nasi kucing dan minum air hujan
siapa peduli punya nyali turun ke jalan?

Amsterdam, 25/11/2010

Mata Air

mengulang cerita
sayangku kutuklah cinta

setiap pagi kereta penuh sesak penumpang
berdesakan orang mencari kebahagiaan
setiap stasiun harapan ditinggalkan
dan jangan terlalu banyak bermimpi sayang

mendulang syair
sajaknya mata air

Amsterdam, 24/11/2010

Muara Cintamu

berkaca pada masa lalu
kenanganmu disimpan dimana?

namanya juga sepotong cerita tanpa koma
katanya, mengalir dari segunung harapan ke muara cinta

jangan percaya pada rayuan seribu satu janji
lupa tersihir senyum berbisa sayang

pada suatu pagi di bukit api
mendung menantang hujan membuka diri
rindumu sepi di sajak embun pagi

Amsterdam, 23/11/2010

Sajak buat kawan
: Asep Sambodja

di kaki gunung merapi
dingin malam di awal musim hujan ini
kawan, kenangan itu memanggilnya

rembulan mempesona batinnya
terbacalah sebaris syair sajaknya
refleksi diri dalam hidup sederhana

kita ada kerna kita mencatat kejadian
jatuh bangun perjuangan anak bangsa
melukiskan pengalaman di kanvas kehidupan

: tetap semangat membela keadilan!

Amsterdam, 22/11/2010

Asep

jauh di sana, di dekat jogja, kawanku asep sambodja sedang terbaring sakit berat. asep adalah penyair yg kukenal sejak akhir tahun 2000 di milis penyair (nanang suryadi).

beberapa kali aku jumpa asep d jakarta, kita pernah nongkrong bersama istrinya yuni di pinggir jalan di depan tim (cikini), ngobrol sembari ngopi dalam suasana yang akrab.

asep itu kawan yang asik diajak bicara soal sastra dan politik. asep pernah menulis esai tentang kumpulan puisiku “ilusiminimalis” (2003).

asep itu penyair yang punya ijasah sarjana sastra (ui), tulisannya yang terakhir banyak mengulas soal “lekra”.

asep kawanku, smoga kau kuat menghadapi cobaan hidup ini, tetaplah semangat!?

Amsterdam, 23112010

Bahasa ยป