Indira Margareta
http://www.kompasiana.com/indrimargareta.multiply.com
Kemarin aku membaca status teman juga pesan berantai di FB, bahwa telah terbit lagi buku karya Buruh Migran Indonesia di Hong Kong. Hebat!!!, tentu aku akan bilang seperti itu. Bagaimana tidak? Mereka yang bekerja berada di bawah naungan tuntutan sang juragan masih sempat menulis. Padahal waktu mereka adalah dua puluh empat jam sehari dalam enam hari, bahkan ada yang tujuh hari karena tidak mendapatkan hak libur. Tapi mereka menunjukan betapa mereka sangat menghargai waktu yang ada.
Mereka rela waktu tidur mereka berkurang karena hanya ingin menyelesaikan tulisan agar cepat selesai tepat waktu, meskipun tulisan mereka masih dalam tahap belajar tapi aku salut pada Buruh Migran Indonesia, kadang aku menyebut mereka Pahlawan Sastra Migran bukan lagi Buruh Migran. Wajarkan?
Di setiap hari libur aku melihat betapa para kartini bangsa itu dengan semangat membara menuju tempat-tempat meraih ilmu, mengunjungi workshop kepenulisan, pelatihan kepenulisan, diskusi karya juga mengikui lomba-lomba yang berkaitan dengan tulis menulis juga rajin mengirim naskah ke koran atau majalah. Padahal di sekitar mereka dunia gemerlap selalu menggoda melambai-lambai. namun mereka tak mundur. Bagi mereka mumpung masih ada waktu lebih baik di pakai untuk belajar ibarat pepatah bilang “Sekali dayung dua pulau terlampaui”. Ya bekerja ya mecari ilmu. Kayau!
Dengan banyaknya buku yang hadir di antara keterbatasan waktu mereka sudah menjadi bukti bahwa mereka cukup serius dalam hal ini. saya berharap sastra migran semakin mampu berkibar menenggelamkan buruk sangka yang selama ini melekat pada tenaga kerja wanita yang bekerja di Hong Kong. Amin.
29 July 2010