Sajak-Sajak Fikri MS

Nafsuku Tergeletak
Kepada Nurel Javissyarqi

Di beranda waktu
Ketika hujan habis dimamah angin
Kubaca Kitab Para Malaikat

Mengunyah aksara demi aksara di dalamnya
yang terasa pucat di lidahku

Udara dingin bertandang mengetuk pintu
Mengantarkan seorang perempuan kepadaku
Wanita itu berkerudung jingga

Wanginya bergairah menyapaku
Lalu sukmaku mempersilahkan ia masuk

Aku gelisah memperlakukannya
Sebab tiada kue atau minuman di meja makanku

Sementara kitab yang masih kupegang seakan-akan menggodanya
Ia menatap
Bertanya, matanya berkaca-kaca

Aku segan untuk membalas
Ia mendekat aku hanya tersenyum

Wanginya berbisik lembut
Kusudahi bacaanku menatapnya
Ia tiba-tiba menghilang seakan masuk ke liang sajak
Tanpa salam dan pesan
Hanya desah yang terlepas

Lalu nafsuku tergeletak di teras beranda
Digumuli sangsi.

September, 2011

Kegagahan Para Filsuf

Sementara para demonstran berunjuk rasa
Merubah warna
Putih pekat menjadi merah

Lalu-lintas kata dalam kota padat gemuruh
Dan lampu-lampu malu bertanya
Kepada siapa hati terpikat?
Pesona senyum bintang iklan

Kabut tipis menepi menyingkap cadar malu-malu
Dosa kecil dosa besar berumah di tepi telaga
Dekat sarang ular besi
Yang kehilangan jalan sebab mereka terlelap
Saat penyuluhan program KB
Sementara kali-kali sunyi setenang danau di bukit makna
Namun tiada teratai sudi mekar
Karna PT. Kuasa Jagad meramu tinja paling laknat

Di bawah matahari dan takdir rembulan
Zebra-zebra terbaring lemas
Lelah bertarung melawan protes penggusuran
Bersenjata ganti-rugi

Di gudang mesiu dekat taman bunga kupu-kupu
Para teknokrat berkicau ricuh
Gunung mana yang mau ditebas
Belukar mana yang baik untuk ternak Impor
Asal Inggris dan Prancis

Para filsuf sibuk menghitung bulu di betis Dewi Kesenian.

September, 2011

Fajar Mengelupas

Sebentar lagi fajar mengelupas
Sementara orang-orang terlelap dalam mimpi
Yang mereka pesan sejak kemarin
Meski tanpa kesadaran akan datangnya dalam tidur

Aku masih terkurung keraguan
Memintal do’a untuk para nasib dan takdirku

Yang telah sekian puluh tahun berkelana
Mengarungi samudra
Menuruni lembah ketakmanusiawian

Jangan-jangan yang terkubur selama ini bukan kematian
Ada sangsi yang menukik ke dalam jantungku
Menghentikan detak yang menggerincing

Ya…
Pada suatu ketika yang hampir sempurna
Mungkin ‘kan kutebus janji yang kau ucapkan sejak kanak-kanak kita dulu

Bahwa mengabdi bukanlah kutukan manusia
Dan do’a sepanjang jaman adalah nafas yang tersengal
Meminta pengampunan tatkala birahi baru saja lenyap?

Tidak!

Waktu tentu berbaik hati kepadaku
Karna usiaku bukanlah kesia-siaan yang bersemedi di kuburan kesempurnaan.

September, 2011

____________________
Fikri MS, lahir di Muara Enim, Sumatera Selatan, 12 November1982. sejak th 1998 melanjutkan pendidikan di Jombang, Jatim sampai lulus kuliah th 2008 S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di STKIP PGRI Jombang.
Berbekal pengalaman ‘main’ teater di Komunitas Tombo Ati (KTA) Jombang, Agustus 2008 mendirikan Sanggar Teater Gendhing (STG), mengelola kedai baca (Beranda) di kampung halaman sampai sekarang.

Bahasa »