Puisi-Puisi Nancy Meinintha Brahmana

suarakarya-online.com

CENGKERAMA KITA

sekejap mengerjap berkerlip mata
berulang kembali meniti jalan-jalan
kita lalui kekasihku ruang malam mengintip
dari celah pohon ketika dekapan
ketika ciuman menjadi derai
dan lambaian aku terus disini berdiri
ingin menyapa sudut malam kita
ada satu bintang yang selalu terang
menatapku tajam aku mencium kenangan kita
cengkerama kita begitu indah
dalam kejut dan gugup pesona nan lembut tertata
dan anggun kaulah kasihku aku rindu padamu sungguh

* Ncy-Brahms,12 Pebruari 2011

BARA I

bawalah aku bukan sebagai genggaman
kenangan dalam tidurmu tataplah aku
bukan sebagai pajangan jiwamu
bimbinglah aku bukan sebagai remahan
batinmucintailah aku
bukan sebagai mainan ragamu telah membara,
kasihku membara darah
menggulung gulung yang menderu hingga
tak dapat kutepis dengan badai
pilu…lalu aku berdiri
di bibir palung dasar samudera
menatap muara berarus
yang harus kututup lihatlah segala kekuatan
alam yang kupanggil meneriakkan namamu
diantara dasar karang-karang!
badai akan mengerti piluku bagaikan bara menghujam menghantam
menoreh dalam aku katakan pada liku laut tidak lagi aku
menutup mata merentang tangan
memanggil segenap empat penjuru cinta berunding antara hati
ke hati apakah harus kutentang? bantu aku menerjang !
aku bagaikan kotoran malam tengadah yang memalukan
kehinaan yang menista borok yang tergaruk

* Ncy-Brahms, 4 Pebruari 2011

BARA II

empat penjuru cinta berkata cintamu hanyalah hina tiada berarti
kata dan sapa tiada ada tutuplah mata bawalah baramu asa
adalah tertawa samudera menjadi cermin menjauhlah dari
palung tanggalkanya, tanggalkan

* Ncy-Brahms, 4 Pebruari 2011

EMBUN SEJENAK

adalah malam membawa cerita
pada pandangan kala remang tanpa tersedak keliling
terhanyut adalah hati membawa cerita ketika bicara tanpa kata
dalam rengkuhan terhanyut begitulah kenang embun sejenak
mendasar dalam kasih terjamah dalam sayang pelukan dan tanda
adalah hati membawa kepedihan ketika lambaian malam mengarungi
jalan perpisahan lalu tidurpun tersentak tanpa mimpi
menyebut nama ah dimana kiranya embun sejenak

* Ncy-Brahms, 20 Januari 2011

PADAMU, TUAN

ya, telah membuncah seperti katamu lalu pencuri datang
diam-diam mengintip dalam temaram menyingkap kelambu hati
merangkak dalam rindu senyap yang ada hanyalah sepotong kain
kenangan berpeluh aromamu tertinggal disana
menjadi sepeniduran merasuk mimpi malam adinda…padamu,
Tuan ketika kupu-kupu ungu mengepak tertahan dalam dekapah,
senja ke senjak ini tiada tertunggu tiada tertangkup
bila Tuan bersinggah? itupun pabila menit milikku pun
bila tidak hanya tertunduk melayu dan akupun berlalu

* Ncy-Brahms, 23 Januari 2011