Mufti
http://citizennews.suaramerdeka.com/
Paradigma kehidupan dari tahun ke tahun menuai permasalahan yang di luar dari keniscayaan, moral manusia semakin ngedrop perkembangan budaya dan pengaruh yang dimunculkan teknologi menjadi salah satu dari penyebabnya. Dan manusia pada era digital ini mengalami penurunan mentalitas dalam menghadapi dinamika kehidupan yang semakin keras.
Salah satu masalah terkait pembahasan dilihat dari aspek ekonomi, di sejumplah negara mengalami kemundurun perekonomian yang mengakibatkan para warganya kebingungan dalam mencari nafkah karena sulitnya mengais uang. Hingga pada akhirnya mereka memilih jalan yang di luar akal sehat dengan bunuh diri.
Sungguh ironi sikap yang mereka ambil di luar nalar. Padahal masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk menutup krisis yang berkepanjangan. Dari data yang diambil di sejumplah negara belahan Asia Korea Selatan menjadi negara yang memuliki jumplah terbanyak pada kasus bunuh diri. Tercatat ada 42 orang yang bunuh diri pada setiap harinya. Jumplah yang sangat fantastis besar untuk ukuran negara Korea Selatan, hingga negara tersebut menjadi negara yang terbanyak mengalami kasus bunuh diri di bawahnya disusul kasus tabrakan, dan kanker. Bahkan di negara tersebut bunuh diri adalah sebagai gaya hidup sampai-sampai ada sebuah kelompok jaringan yang mengajak bunuh diri bersama. Tapi oleh pemerintah setempat mencoba untuk menengani masalah itu.
Tak hanya itu di negara kita Indonesia, hangat ini ditemui kasus bunuh diri yang dilakukan seoeang anak kecil yang masih duduk di bangku SD. Hanya karena di marahin oleh sang ayah, sang anak nekat untuk melakukan bunuh diri. Permasalahan ini pada orang tua yang terlalu keras dalam mendidik sang anak sehingga berprilaku demikian. Hal yang tidak umum di kalangan masyarakat seorang anak kecil bunuh diri.
Masalah seperti ini memerlukan penanganan khusus untuk penanggulangi permasalahan yang berkepanjangan lebar. Motif yang mendasari bunuh diri kebanyakan karena merasa putus asa tak mampu berbuat apa-apa lagi seperti kasus Hitler penggawa NAZI yang akhir mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di Bunker setelah ia kalah dalam perang dunia kedua dan juga seperti seorang sastrawan asal Iran yang hanya tak mampu menciptakan karya sastra yang sepadan dengan karya sastra yang pernah terkenal ia mengakhiri putus asanya dengan bunuh diri. Ada pula karena menganggap bunuh diri adalah suatu kehormatan yang melakukannya makanya tak heran di Korea Selatan bunuh menjadi seakan gaya hidup.
Sampai hari ini belum ada kabar menyoal solusi kasus bunuh diri yang berkepanjangan. Terdengar aneh bahkan tak mungkin sekali. tapi kalau tidak cepat di tangani masalah ini akan menyebar luas, yang paling ditakutkan bila bunuh diri menjadi sebuah gaya hidup. Ini akan menjadi permasalahan dalam populasi manusia. Mudah mencari obat untuk penyakit fisik, tapi begaimana menangani penyakit bunuh diri ini.
Tak terlihat memang penyakitnya namun bisa dirasakan pada tiap orang yang akan melakukannya, diantaranya depresi yang tak henti. Sebuah solusi yang saya tawarkan ialah dengan langkah mensosialisikan kepada masyarakat akan indahnya hidup ini bila di jalani dengan gigih dan semangat. Kami menunggu kabar dari pemerintah atau dari badan LSM yang menangani masalah ini.
12-12-2011