Dari Korea hingga “ayam” Riau

Fazar Muhardi
antarariau.com

Pembukaan acara pertemuan penyair Korea-ASEAN atau Korean-ASEAN “Poets Literature Festival” (KAPLF) ke II di Pekanbaru, Provinsi Riau, Selasa malam, diwarnai paduan penyair dengan ragam bahasa, dari Korea hingga bahasa “ayam” khasnya orang Riau.

Diawal pembukaan, dengan kental sang penyair kawakan asal Korea, Ko Hyeong Ryeol, menguntai kata-kata “mutiara” yang membuat ratusan hadirin dari berbagai negara mulai dari Thailand, Malaysia, Vietnam, Birma, Filipina dan Singapura terpukau dengan sendu.

Ko Hyeong Ryeol yang merupakan pecetus KAPLF Korea-ASEAN dalam syairnya menguntai sebuah kisah kejayaan sang penyair Korea dengan tema “keutuhan seorang penyair”.

Diakhir syair penyambut yang diurainya, Ko Hyeong Ryeol, mendapat tepuk tangan yang meriah dari para hadirin.

Namun keterperangahan para pengunjung di festival Internasional itu sesaat berubah menjadi gelak tawa yang kian dahsyat, ketika seorang Eddy Ahmad RM, salah satu penyair asal Riau membacakan sebuah syair yang singkat dengan bahasa “ayam” yang membuat pengujung kian terbahak.

“Kotek-kotek, kotek-kotek. Uuuk… Kotek-kotek, kotek-kotek. Uuuk..,” demikian Eddy dalam Syair singkatnya pada acara pembukaan KAPLF di Riau, Indonesia.

Syair yang dibacakan Eddy merupakan syair yang terinpirasi secara dadakan. Ia mengaku panik saat “dipaksa” tampil sebagai salah satu penyair di pentas acara KAPLF ke II itu.

“Saya panik, takut dan gundah karena semua hadirin yang datang saat ini kebanyakan merupakan kalangan asing,” katanya.

“Ingin bersyair dengan bahasa korea, saya takut masyarakat bangsa lainnya tak mengerti. Begitu juga ketika saya ingin membacakan syair lewat bahasa Indonesia, pasti orang Korea dan negara lainnya juga tak akan mengerti. Mencoba bahasa Ingris, malah saya yang justru tak mengerti. Dengan bahasa ‘ayam’ ini saya harapkan semua hadirin dapat lebih paham, mengingat di negara mana pun pasti ada ayam,” ujar Eddy dengan guyonnya.

Penampilan Eddy Ahmad RM yang juga merupakan mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Pekanbaru itu kemudian menjadi perbincangan hangat di tengah para pengunjung yang terpesona sekaligus kecewa atas pertunjukannya.

Namun demikian, festival penyair Korea-ASEAN tetap berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Para penyair dari berbegai negara ASEAN secara bergilir mengurai syair dengan bahasa “khas” negara masing-masing pula.

Kegiatan Internasional KAPLF yang difokuskan untuk para seniman khususnya penyair ini pertama digelar di Korea pada Desember 2010. Kemudian atas kesepakatan bersama (antar-negara, red), Indonesia menjadi tuan rumah pada acara ke dua, tepatnya di Provinsi Riau.

Ada sekitar 70 penyair Internasional yang berlaga pada ‘pentas’ Melayu kali ini. Seluruh peserta ditunjuk oleh kurator dengan harapan mampu memberikan kontribusi terbaiknya dalam perhelatan akbar para sastra ini.

26 October 2011

Bahasa ยป