Gola Gong: Kesuksesan Itu Dari Allah

Pipiet Senja *

Siapa yang tak kenal Rumah Dunia? Inilah pengelolanya; Gola Gong!
Penulis legendaris serial Balada Si Roy

Sedang sibuk apa saat ini, Mas GG?

Saya sedang writer block. Sudah sejak Maret 2007, tidak bisa bikin novel. Mentok. Saya sedang mengarap novel serial LABIRIN LAZUARDI dengan Tiga Serangkai. Sudah 3 judul buku; Langit Merah Saga, Ketika Bumi Menagis, dan Pusaran Arus Waktu. Tapi, buku keempat belum jadi-jadi. Mungkin kaerna terapi setiap hari. Ditambah kesibukan di Rumah Dunia, syuting di RCTI. Biki novel itu duduk. Penyakitnya di situ. Lebih baik jalan-jalan buat saya. Duduk lama, sakt. Saya mengalami pengapuran di lumbar lima. Alhamdulillah, batu di ginjal sudah hancur.

Bagaimana anda mengenang masa kecil?

Indah. Andai bisa diputar, saya ingin kembali ke masa kecil. Hujan-hujanan, mandi di kali Banten, hanyut-hanyutan, bersepeda ke pantai, jadi jendral kecil lagi. Asyiklah. Pokoknya, saya adalah anak kecil yang bahagia, di mana kecerdasan majemuk saya tersalurkan.

Apakah anda menikmati seluruh kegiatan saat ini?

Ya, ya, ya. Teatap meniimati. Tapi tidak seperti dua tahun ke belakang, di mana tubuh saya fit. Sekarang harus extra kerja keras, ngatur waktu. Kadang mesti rebah-rebahan dulu. Meluruskan punggung. Antara bekerja, terapi, berobat, ngatur makanan. Kadang membosankan.

Boleh tahu cota-cita waktu kecil?

Jadi pilot, bisa keliling dunia, melihat daerah-daerah baru.

Pengalaman yang menggetarkan waktu kecil?

Sewaktu saya harus kehilangan tangan kiri akibat terjatuh dari pohon. Itu saat umur saya 11 tahun (kelas 4 SD).

Dengan seluruh kegiatan yang padat ini, apakah anda merasa “terpaksa” dengan harus mengorbankan “quality time” bersama anak-anak, istri?

Tidak. Saya sudah mengaturnya bahwa semua kegiatan saya tidak bolh jauh dari keluaga. Itulah sebabanya ”Rumah Dunia” berada di halaman belakang. Istri dan anak-anak saya terlibat jadi relawan semuanya. Itulah waktu terbaik kami. Selalu kami lewati bersama.

Sosok yang paling mempengaruhi kehidupan anda?

Bapak cermin kerja kerasnya, emak cara memimpinnya yang dialogis. Mereka adalah panutan saya, karena mengabdikan hidupnya untuk orang lain lewat pendidikan. Rumah Dunia adalah mimpi kami bersama.

Kebahagiaan terbesar dalam hidup anda?

Jika di Banten ada gedung kesenian dan perpustakaan yang besar dan representatif.

Sudah puaskah dengan prestasi yang telah anda capai saat ini?

Saya selalu mensyukuri apa yang sudah saya peroleh. Itu adalah cermin bagi saya untuk terus memperbaiki diri dan tentu selalu ingat, bahwa semua akan kembali kepadanya. Itulah kenapa nama pena saya ”Gola Gong” (gol – a = gong). Gola artinya karya saya masuk, a dari alif, yang pertama atau Allah, dan gong ibarat bunyi gong yang membekas lama di telinga pendengar. Jadin Gola Gong dimaksudkan ”kesuksesan itu adalah anugerah dari Allah”

Pesan untuk generasi muda.

Pergilah dari rumah, karena itu akan menjadikan kita kuat. Anak muda harus jadi pionir, yang menghantarkan orang lain ke jalan setapak menuju mata air. Harus kuat, mandiri, dan jadi generasi pelopor, bukan generasi instan.

Catatan; wawancara ini sudah lama terjadi.

Tadi pagi entah mengapa mendadak saya teringat adikku yang satu ini.

Dan saya pikir, kisah hidup Gola Gong memang sangat menginspirasi untuk generasi muda.
***

*) Seniman perempuan, sahabat BMI Hong Kong, Singapore, Macau, Taiwan. Aktivis FLp, Pembincang Karya Bilik Sastra VOI RRI. Motivator, konsultan kepenulisan.Buku terbaru: Orang Bilang Aku Teroris (Jendela).

Bahasa »