Peran Kebudayaan Gus Dur Banyak Terlupakan

Qomarul Adib
nu.or.id

Banyak orang secara sepotong-sepotong memandang mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dianggap hanya sebagai aktor politik. Sehingga peran Gus Dur dalam hal gerakan kebudayaan dan keseniannya menjadi terlupakan.

Demikian dinyatakan oleh putri bungsu Gus Dur, Inayah wulandari saat menghadiri kenduri budaya mengenang guru bangsa yang diselenggarakan pegiat seni dan budaya Kudus di rumah makan Bambu Wulung Jl. Kudus-Pati km. 5 Kudus, Jum’at (6/1) malam.

Karena bertajuk kebudayaan, mbak Ina sapaan akrabnya, menyampaikan orasi mengenang Gus Dur dalam perspektif budaya. Bukan hanya itu, ina juga membacakan sebuah puisi karyanya sendiri.

“Gus Dur memiliki visi kemanusiaan dan pandangan humanisme dikarenakan suka kesenian dan kebudayaan. Kegemarannya dengan buku-buku bacaan, lagu-lagu maupun wayang telah menciptakan dirinya sebagai sosok yang kuat,” ujar Ina di depan ratusan seniman, pejabat dan tokoh masyarakat setempat.

Dikatakan, tanpa adanya seni dan budaya sosok presiden keempat ini tidak akan memperoleh kesempurnaan. Melalui kiprah kebudayaan, Gus Dur mengajak manusia membuka diri dan berlatih sebagai pejuang humanisme.

Ia mencontohkan kalimat khasnya ‘gitu aja kok repot’ tidak hanya sebatas lelucon melainkan mengandung makna filosofis yang luar biasa. Menurut ina, filosofinya pada sikap kesederhanaan Gus Dur yang hanya bersandar pada Allah SWT.

“Gus Dur membiarkan dirinya dibela Allah dan dirinya bukanlah siapa-siapa, hanya bersandar pada Allah saja. Inilah filosofisnya,” jelas Inayah.

Gus Dur, kata Ina, menjadi humanis melalui proses membaca dan berkarya. “Makanya kami berharap anak-anak muda mau berproses seperti beliau dengan buku-buku maupun karya puisi-puisi,” harapnya.

Dalam mengakhiri orasinya, ina membacakan sebuah puisi karyanya berjudul “indonesiaku’. Menurutnya, puisi yang dibaca ini menggambarkan indonesia yang diidam-idamkan mendiang KH Abdurrahman wahid.

Meski diguyur hujan, kegiatan yang digawangi dewan kesenian Kudus (DKK) itu berlangsung semarak. Diawali tahlilan untuk Gus dur dilanjutkan testimoni tentang Gus Dur dari sejumlah tokoh dan pejabat yang hadir. Kemudian pementasan-pementasan kesenian mulai terbang papat, band, bacaan puisi seniman solo oleh sosiawan leak dan teater yang dimainkan gabungan dari komunitas teater di kudus.

Menurut ketua DKK Aris Junaidi, acara kenduri ini diadakan secara spontan untuk mengenang sosok Gus dur melalui apresiasi budaya.

“Alhamdulillah banyak tokoh mulai pejabat, pengurus aktivis NU dan muhammadiyah serta seniman hadir disini. Ini membuktikan sosok Gus Dur memang diterima semua kalangan.” Jelas Aris Junaidi yang pernah menjadi orang dekat Gus Dur.
***

http://majelisfathulhidayah.wordpress.com/2012/01/08/peran-kebudayaan-gus-dur-banyak-terlupakan/