Salam Seni dan Budaya
A. Syauqi Sumbawi *
“Art For Love and Peace #1”
“Art for Love and Peace #1” merupakan tajuk utama dalam kegiatan seni pertunjukan yang diadakan oleh Class of Art atau Kegiatan Ekstrakulikuler Seni MA Al-Munawwaroh Kembangbahu, Lamongan, Jawa Timur. Tanda (#1) mengindikasikan bahwa kegiatan ini merupakan event yang pertama, sekaligus mengandung konsekuensi keberlanjutan —estafet— untuk yang berikutnya di masa depan, sebagai manifestasi dan target konkrit dari keberadaan kegiatan ekstrakulikuler seni di lembaga tersebut.
“Art for Love and Peace #1” menyuguhkan varian pementasan seni sebagai media ekspresi dan apresiasi yang sehat, konstruktif dan positif—insyaallah juga barokah, amin—, sekaligus sebagai hiburan alternatif di hari libur. Adapun pementasan utama pada kegiatan ini sebagai berikut, yaitu pertama, Emansipasi (Kartini), karya monolog. Kedua, Raja Samik, karya teater. Ketiga, Rumah Tangga, karya teater. Sebagai suplemen, masih ada berbagai pertunjukan seni lainnya.
Generalisasi tujuan “Art for Love and Peace #1” adalah pengembangan sumber daya manusia melalui seni, terutama teater, dalam posisinya sebagai media ekspresi, media edukasi, media refleksi nilai-nilai, dan media apresiasi. Sasaran umum kegiatan ini adalah para peserta didik tingkat SMP/MTs dan SMA/MA sederajat di wilayah Kecamatan Kembangbahu dan sekitarnya. Khususnya peserta didik di lingkungan MA Al-Munawwaroh Kembangbahu.
***
Introduksi:
Sekilas Tentang “Class Of Art”
Kegiatan Ekstrakulikuler Seni
MA Al-Munawwaroh Kembangbahu
Dalam perspektif antropologis, seni diyakini sebagai salah satu elemen dari kebudayaan masyarakat, yang lazim dikenal dengan istilah cultural universal. Karena itu, seni tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia dan masyarakat. Bahkan, seni merupakan salah satu manifestasi konkrit dari hakikat manusia dan kemanusiaan. Urgensitas seni di atas, tidak diproyeksikan dari eksistensinya sebagai salah satu wujud kebudayaan an sich, tetapi harus dilihat dari fungsi dan tujuannya sebagai pelestari eksistensi hidup manusia. Dalam arti lain, seni bukan sekadar media ekspresi spiritual manusia (estetika), namun juga sebagai media refleksi nilai-nilai, media edukasi, serta sebagai agen transformasi sosial.
Dalam dunia pendidikan Indonesia, urgensitas seni dapat dilihat dari kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah, baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah. Seni, yang disandingkan dengan materi budaya, menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang harus diberikan kepada peserta didik. Di samping itu, urgensitas tersebut juga ditunjang dengan keberadaan program ekstrakulikuker seni di sekolah/madrasah, sebagai ekuilibrium dari kegiatan kurikulum yang cenderung kognitif, formalistik, dan normatif. Dalam hal ini, ekstrakulikuler seni berperan dalam eksplorasi dan intensifikasi, sekaligus sebagai media penyaluran yang sehat dan positif dari bakat dan minat peserta didik di sekolah/madrasah.
Class of Art merupakan nama dari Kegiatan Ekstrakulikuler Seni yang ada di MA Al-Munawwaroh Kembangbahu. Pemberian nama ini dimaksudkan sebagai brand yang khas atas eksistensinya—termasuk logo—, dengan slogan “Art for Love and Peace”, yaitu seni untuk cinta dan perdamaian. Secara filosofis-teologis, kata cinta merujuk pada keberadaan manusia yang secara ideal harus mendasarkan hidupnya kepada Yang Maha Cinta. Pada konteks kehidupan praktis, cinta dalam relevansinya dengan posisi keberadaan manusia di dunia dapat ditipologikan sebagai berikut, yaitu cinta kepada Tuhan, cinta kepada diri sendiri, cinta kepada sesama manusia, dan cinta kepada seluruh makhluk, yang pada level aktualisasinya diarahkan secara konstruktif dan positif, yang secara ideal bertujuan sebagai rahmatan lil alamin. Sementara kata perdamaian, merujuk suatu keadaan yang dicapai dalam cinta itu sendiri, yaitu kondisi jiwa yang tenang dan damai.
Berdasarkan arah dan tujuan tersebut, Class of Art atau kegiatan Ekstrakulikuler Seni di MA Al-Munawwaroh Kembangbahu, mengagendakan kegiatan pada tiga jenis seni, yaitu teater, sastra, dan musik, sebagai bidang kegiatan yang bisa diikuti oleh peserta didik. Sebagai brand yang khas pula—termasuk logo—, nama dalam bidang teater adalah “teater DAL LIMA”, nama dalam bidang sastra adalah “KAWAH Sastra”, dan nama dalam bidang musik adalah “THE BIRD’s Music”.
***
Historiografi Karya Seni Pertunjukan Class Of Art”
1. Festival Teaterikalisasi Puisi dengan judul puisi “Surat Untuk Rasulullah” karya D. Zawawi Imron, di kampus Universitas Islam Lamongan (UNISLA) pada hari Sabtu, tanggal 25 Februari 2012.
___________________
Ahmad Syauqi Sumbawi, sastrawan kelahiran Lamongan 28 April 1980. Menulis cerpen, puisi, novel, esai, kritik, dll. Sebagian karyanya dipublikasikan di media massa. Puisi-puisinya terkumpul dalam antologi: Dian Sastro For President; End of Trilogy (Insist, 2005), Malam Sastra Surabaya; MALSASA 2005 (FSB, 2005), Absurditas Rindu (2006), Khianat Waktu (DKL, 2006), Laki-Laki Tanpa Nama (DKL, 2007), Gemuruh Ruh (2007), Kabar Debu (DKL, 2008), Tabir Hujan (DKL, 2010), Darah di Bumi Syuhada (2013), Pesan Damai di Hari Jumat (2019), Menenun Rinai Hujan (2019). Dan beberapa cerpennya dapat dibaca pada kumpulan: Sepasang Bekicot Muda (Buku Laela, 2006), Bukit Kalam (DKL, 2015), Di Bawah Naungan Cahaya (Kemenag RI, 2016).
Sementara antologi tunggalnya: Tanpa Syahwat (Cerpen, 2006), Interlude di Remang Malam (Puisi, 2006), dan #2 (SastraNesia, Cerpen 2007). Novel-novelnya yang telah terbit: Dunia Kecil; Panggung & Omong Kosong (2007), Waktu; Di Pesisir Utara (2008), dan “9” (2020). Sedangkan bukunya dalam proses cetak ulang “#2,” dan Limapuluh (kumpulan puisi) segera hadir. Selain menulis, juga berkebun, dan mengelola Rumah Semesta Hikmah, dengan kajian dibidang sastra, agama dan budaya, di dusun Juwet, Doyomulyo, Kembangbahu, Lamongan.