Agus Sulton
Harian Surya, 2 Feb 2016
WARUNG Boenga Ketjil milik Andhi Setyo Wibowo atau biasa disapa Cak Kepik, yang berada di Parimono Jombang bisa dikatakan warung seni. Warung ini menyimpan banyak koleksi lukisan tokoh-tokoh sastra Indonesia dan beberapa garapan seni kontemporer tertempel di inding warung.
Awal tahun ini warung terlihat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang banyak difungsikan untuk diskusi seputar dunia teater. Seperti terlihat Selasa (26/1/2016) malam, diskusi sastra mengangkat tema Sastra dan Kesesatan digelar di sana. Binhad Nurrahmat dihadirkan dengan moderator Zen Segendal, menjadikan acara berlangsung kondusif dan sesekali liar.
Tema itu diusung berangkat atas fenomena sosial yang disibukkan dengan isu gafatar, dinilai sesat dan berbahaya secara moril maupun material. Isu yang membuka inspirasi kawan-kawan sastrawan di Jombang untuk mengangkat tema serupa tetapi melihat dari sudut pandang kesesatan yang terjadi dalam karya-karya sastra.
Kata sesat berarti sesuatu yang menyimpang dari ajaran-ajaran syariat. Teks sastra itu dianggap menyuguhkan nilai-nilai kemungkaran pada akhirnya memberikan dampak buruk terhadap pembaca, terutama anak-anak usia sekolah atau kalangan santri yang belum mampu mencerna garapan imajinasi dari sang pengarang. Akhir-akhir ini tak sedikit karya-karya sastra yang menampilkan teks budaya hedonisme, seks bebas, konsumerisme, dan sebagainya.
Diskusi sastra semacam ini diharapkan mencari titik temu pengaruh bacaan sastra terhadap anak-anak di bawah umur, dan menawarkan beberapa langkah atau solusi untuk lebih berhati-hati, baik orang tua atau lembaga dalam memilah dan memilih karya-karya sastra yang sepatutnya dibaca.
*) Dosen PBSI Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang
http://surabaya.tribunnews.com/2016/02/02/selasastra-boenga-ketjil-rasa-sesat-binhad-nurrahmat