Arie Yani
Betapa terpukul dan hancurnya hidup Key setelah kejadian malam itu. Lelaki yang baru dikenalnya satu bulan, tega memperkosanya. Key mengikuti berbagai kegiatan untuk melupakan kejadian menjijikan tersebut, namun hati tidak bisa dibohongi. Hari demi hari dijalaninya dengan pandangan kosong. Hidupnya menuju depresi.
Sebelumnya Key adalah wanita yang rajin mengikuti kegiatan keagamaan. Hingga pada suatu acara, ia berkenalan dengan seorang pria yang bekerja di salah satu instansi keagamaan. Penilaian pertama dengan apa yang dilihat, tidak menjamin baiknya seseorang. Hingga hari yang terburuk bagi hidupnya dia alami, enam bulan yang lalu. Sejak peristiwa tersebut, Key menjadi wanita yang berdarah dingin. Setiap lelaki yang dekat dengannya dia bunuh, diawali dengan ciuman mematikan.
Suatu malam disaat Key sedang berdua bersama Zea, lelaki yang baru dikenalnya tiga bulan yang lalu. Kemarahan dan kebencian yang besar terhadap lelaki, menjadikan ia mampu melumpuhkan setiap lelaki dengan mematahkan kedua tangannya. Dia gigit kemaluan lelaki itu. Kemudian diambilnya sebilah pisau yang selalu dibawa di dalam tas, tanpa menunggu lama dia potong kemaluan lelaki tersebut hingga putus. Darah segar yang mengalir dia minumnya seperti serigala yang kelaparan. “Kalian semua adalah lelaki bajingan.” Teriaknya puas setelah ia minum darah segar lelaki yang sudah tidak bernyawa. Zea adalah lelaki ketiga yang menjadi korban kebencian Key terhadap kaum lelaki dalam kurun waktu enam bulan. Semua dia kerjakan dengan sangat rapi, hingga tidak ada jejak yang mencurigakan dirinya menjadi tersangka.
April 2018 Jakarta