LELAKI ITU DAN RAKET
: kepada Frasa Sunyi
Tubuhmu semakin hari berangsur berkarat, dan kakimu masih saja setia menopang pinggul dan bokongmu yang indah itu
Kamu masih sehat tuan?
Akan ku hadiahi raket di hari ulang tahunmu jika memang kau masih mampu mem backhand waktu
Deepservice mu terkadang merepotkan lawan, pontang panting tak karuan membelah ruang, membalikkan badan dengan ngos-ngosan, ketika shuttlecock meluncur menujumu kau tampar balik wajahnya dengan teknik drive, lawan terjengkang kau cengingisan tak karuan
Hai lelaki tua nakal
Adakah permainan lain selain ini yang kau sukai? Petak umpet misalnya, itu lebih menarik bukan?
Karena tubuhmu yang seperti shuttlecock itu bisa sembunyi dalam lubang gelap sepi dan sunyi, kau bisa buat puisi disana .
Jumping smashmu masih terlalu mudah kubaca Tuan
Kau lupa era ya?
Generasi millenial ini masih belum pikun mengukur kata yang kau tuliskan
pada tiap sajak mengandung bau keringat khas tubuhmu
Teruslah bermain tuan yang budiman
Lawanmu adalah angin
Sudah aku siapkan handuk wangi produk terkini buatmu…
SUDAHI
Untuk sementara waktu
Sudahi gegap gempita kata
Terlalu riuh kecipak bunyinya
Seperti badai yang tak henti bergolak
Mengombang ambingkan hasrat sarat nafsu penuh sesak
Duka ini sudah terlalu padat dan berat
Sudah tiba Waktunya kuhantam dengan godam,menumbuk dendam
Menjadi dendang lagu yang tak seorangpun mendengar
Suara ibunda dihantar semilir angin
“40 hari kuburku sunyi anakku,tak kudengar rapal doamu dalam sepi”
Untuk sementara waktu kusudahi mendendam pada takdirMu.
DIARE
ada yang menyusup secara rahasia dalam cangkir dan piring
Hati-hati mencret
Bisa lemas
dan tak satupun puisi membekas
Gagal jadi prasasti dan royalti
Penyair itu rubuh di peluk diare.
SUSU
Tirta yang senantiasa setia!
Pada awalmula kelahiran hawa hingga kaleng kedap udara
Yang sabar ya Su, meski kini engkau diperjualbelikan
dengan dalih kesehatan
namun warna putihmu bagiku sangat menggairahkan
Jangan pernah merasa surut dan sepi
Keringmu akan menjadi tanda hancurnya semesta
Su, Nasibmu kini ada di tangan ibu-ibu PKK
Jangan kering dan surut!
Masa depan bangsa ada di tanganmu.
KURSI BUS
Sudah berapa juta pantat singgah di tubuhmu yang tepos itu?
Pantat yang datang dan pergi meninggalkan jejak kolor merah jambu rindu
Pantat yang datang dan pergi meninggalkan darah merah ambeyen akibat terlalu sering ngeden
Pantat yang datang dan pergi meninggalkan cairan kuning hasil olah gagal lambung-
Jejak pantat manusia yang tak pernah mau menghormatimu
-mereka seharusnya memperlakukanmu dengan sopan dong, seperti engkau yang ikhlas mempersilahkan-
Sebelum mendudukimu sebaiknya bersikap seperti hormat bendera
Sebelum bokong mendarat alangkah baiknya bilang permisi
Atau setelah merasa nyaman menghayati tubuhmu tak kentut sembarangan
Dan setelah sampai tujuan, beranjak berdiri sambil mengucapkan salam
Kursi bus yang tak pernah sambat apalagi mengumpat, aku salut padamu
Yang selalu sabar menjaga hubungan baik dengan bokong
Dan setia mengawal kepergian menuju tujuan
Salam tabik dariku.
BERITA
Silahkan rusuh, asal jangan menyentuh selain tubuh
-gerombolan pendemo berteriak teriak sambil memukul wajahnya,
perutnya, pantatnya, memontang mantingkan tubuhnya sendiri-
Silahkan berorasi,asal mengarahkan megaphone ke arah pantat sendiri
-gerombolan pendemo berusaha mengarahkan megaphone ke pantat,
yang keluar suara kentut dari mulut-
Silahkan marah, asal sambil terus salto dan kayang
-para pendemo marah sambil terus salto dan kayang-
Demo kayak gini khan asyik, bisa menghibur jutaan orang.
KIPAS ANGIN
Kau sudah tak sabar berputar
Mencipta angin
dan lautan kenang- persetubuhan guling dan bantal-dalam kamar
Si Listrik sedang di gilir di kamar sebelah
Yang sabar ya kipas angin sebentar lagi tuanmu gerah dan marah.
*