Curhatan Bengawan
Dan Bengawan pun mulai surut, serupa susutnya nurani, perahuperahu sandar, matahari amat ngengat, seterik matakalbu, beriak dan teriak lantang, menghardik kepiluan yang dirangkai jemari dan lidah, bantaran retak-retak, rongga-rongga kerontang, menunggu hujan, yang tiba malah hujatan.
Dan Bengawan pun susut, alirnya bertebaran di Awang uwung, hulu dan hilir merindu kedatangan keringat langit, langit yang ngilu dirajam asap pabrik dan pembakaran paru-paru bumi, bumi lansia merengek minta mainan dan tembang dolanan, dolanan yang pecah dan berserak di lumbung pekerti, lumbung yang kita bakar beramai-ramai, serupa api unggun yang dirubung keriangan birokrat bopeng.
Dan Bengawan pun menjelma lembah bakkah, menanti kaki Ismail yang menghentak gumuk pasir, pasir yang menjelma mataair, mataair dari ngincik antara saffah dan Marwa, marwa yang sembunyi di balik kelambu tujuh lapis, lapis keserakahan elit, elit yang terbelit hutang, hutang negeri yang dirubung semut tanpa akal.
Dan Bengawan pun ingin pergi, menemui Nil dan Gangga, berharap cuit dan curhatnya diaminkan, mengajak istighosah dan istisqa’, demi kekasih yang berlibur di kayangan, lekas pulang, dibonceng angin dan hujan berkah.
Sepanjang hayat sekujur kearifan, menuju panen raya, panen budi pekerti, buah keabadian. Mandi di telaga sebelum menunaikan hasrat ketemu Sulthan.
Gresik, 2019
Peta Tak Terbaca
Masih belum paham peta
Gemar main terka
Lahirlah reka-reka
Peta teka-teki
Sandi-sandi berai
Kandungan mimpi-mimpi
Masih belum paham skala
Hobi dolanan teritoria
Bayi-bayi tanpa adzan dan iqomah
Peta seribu puzzle
Kepingan debu ide-ide
Hambur di tikungan purba
Kisahkan peta penjelajah
Disusul niaga koloni imperia
Perompak rempah pun rimpah
Menjarah garis katulistiwa
Gresik, 2019
Reruntuhan Belas
Gincu,
Rancu
Bedak,
Sedak
Belas,
Hempas
Dinyana,
Nyatanya
Atribut,
Ribut
Kuasa,
Rebut
Sebangsa,
Hap-hip-hup
Sekedar,
Dilempar
Apalagi?
Gresik 2019