Bumi Manusia: Minke Representasi Tirto Adhi Soerjo


(Pramoedya Ananta Toer, penulis roman tetralogi Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca / peradaban.org)
Bagus Fallensky

ROMAN pertama dari tetralogi Pulau Buru, Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer resmi digelar di layar bioskop pada Kamis (15/8/2019). Bumi Manusia difilmkan Falcon Picture dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film tersebut memakan durasi tiga jam lamanya.

Yang menjadi perbincangan dikalangan pembaca roman Pram tersebut, adalah tokoh Minke yang diperankan oleh Iqbaal Ramadhan. Tidak sedikit yang menilai Iqbaal kurang pas memerankan tokoh Minke.

Dalam roman Bumi Manusia, Minke merupakan anak priyayi pribumi yang hidup pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Minke merupakan anak pribumi yang cerdas pada masanya. Karya tulisnya kerap dimuat di koran-koran zamannya. Dari darah priyayinya, dia sempat mengenyam pendidikan Eropa di Hogere Burger School (HBS) Surabaya.

Pram dalam romannya, menggambarkan Minke sebagai pemuda yang revolusioner dan lantang melawan ketidakadilan terhadap bangsanya. Bagi Pram, Minke merupakan representasi dari tokoh pergerakan nasional dan perintis pers nasional, Raden Mas Tirto Adhi Soerjo.

Siapa Tirto Adhi Soerjo

Nama Tirto sempat redup dan luput dari sentuhan tinta sejarawan sebelum Bumi Manusia terbit untuk pertama kali pada tahun 1980. Sejarawan, M.C. Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern yang terbit pertama kali tahun 1981 juga idak memberikan perhatian khusus kepada sosok Tirto.

Meski demikian, Tirto lah yang memberi Pram ilham untulk menulis roman tetralogi: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.

Guru Besar Hankuk University, Korea Selatan, Koh Young Hun menyebutkan, Pram terinspirasi oleh Tirto sebab dirinya ingin menafsir ulang kebangkitan nasional Indonesia.

Dalam catatan sejarah, Tirto merupakan seorang jurnalis yang pernah menerbitkan surat kabar Soenda Berita (1903-1905), Medan Prijaji (1907), dan Putri Hindia (1908). Selain itu, Tirto juga berperan sebagai salah satu tokoh pendiri organisasi modern pribumi pertama, Syarikat Priyayi pada tahun 1906.

“Banyak orang berpendapat, Budi Utomo yang memprakarsai gerakan nasional. Namun, menurut Pram, justru Syarikat Priyayi lah yang dapat dikatakan pelopor,” kata Young Hun seperti dikutip Historia.

Menurut Young Hun dalam bukunya Pramoedya Menggugat dia mengatakan Syarikat Priyayi dan Syarikat Dagang Islam (SDI) yang digagas Tirto merupakan organisasi yang lebih maju daripada Budi Utomo.

“Syarikat Priyayi memakai bahasa Melayu dan keanggotaannya tidak terbatas pada suku Jawa dan Madura saja,” ujar Young Hun dalam bukunya.

Young Hun mengatakan, untuk memahami tokoh Minke secara utuh, tidak cukup hanya menyandingkannya dengan Tirto Adhi Soerjo. Perbandingan itu kata Young Hun, harus dilengkapi dengan memahami sosok Pramoedya Ananta Toer si penulis.

“Ketiganya memiliki sejumlah kemiripan: orang Jawa lahir di Blora, hidup berkarier di Betawi, bersikap tegar, pemberani, nasionalis, pembela rakyat kecil, berkali-kali dihukum oleh penguasa, penulis produktif, dan lain-lain,” tulis Young Hun.

Pram Menemukan Minke

Di tengah penelitian sejarahnya terkait zaman permulaan nasionalisme Indonesia, Pram menemukan nama Tirto saat ia mengajar di jurusan Sejarah di Universitas Res Publica pada tahun 1962.

Hal tersebut diugkap saat Pram diwawancarai oleh Andre Vltchek dan Rossie Indira yang diabadikan menjadi buku Saya Terbakar Amarah Sendirian! Pram mengaku, dirinya mendapat konsep roman tetralogi dari kliping koran yang dipelajari olehnya dan mahasiswanya dari akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20 di Universitas Res Publica.

“Naskah kerja inilah yang memberikan ide untuk konsep serial novel saya Tetralogi Buru. Dengan menggunakan kertas kerja mahasiswa saya tersebut, saya juga bisa menulis buku Sang Pemula,” ujar Pram.

Tumpukan kliping tersebut dikumpulkan Pram. Dari kliping tersebut pula, Pram menemukan koran Medan Prijaji. Pram menemukan sebuah nama yang nyaris dilupakan dalam narasi sejarah sebelumnya: Tirto Adhi Soerjo. Dari temuan tersebut, Pram merepresentasikan Minke sebagai anak priyayi yang berani.
***

https://peradaban.org/2019/08/15/pram-temukan-minke-di-tumpukan-koran/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *