Membaca Aura Carlos Fuentes


Fatah Anshori *

Mulanya novel ini di buka oleh sebuah iklan yang menawarkan pekerjaan. Seorang laki-laki itu akhirnya melamar pekerjaan dari iklan tersebut.

Entah saya sebenarnya bingung mau berbicara apa tentang novel Carlos Fuentes, sastrawan asal Meksiko ini. Sejak awal hingga akhir ia hanya membuat kepala saya berputar-putar saja, bertanya-tanya dan dengan keras mencoba mengerti apa yang sebenarnya sedang ia bicarakan. Entah saya yang terlalu bodoh, hingga tidak bisa mencerna ceritanya sama sekali atau bagaimana.

Menurut saya ini novel paling sulit di cerna sejauh saya membaca novel-novel sebelumnya. Pada beberapa kesempatan saya teringat novel Surat Untuk Ruth, dari Bernard Batubara. Di novel itu Bernard Batubara menganggap pembaca sebagai Ruth. Sehingga ketika membacanya saya seolah-olah menjadi perempuan, menjadi Ruth itu sendiri. Sementara di novel Aura, Carlos Fuentes menjadikan pembaca sebagai Felipe—seorang lelaki yang membaca iklan di awal cerita.

sehingga secara tidak sadar saya telah di paksa menjadi Felipe, yang melamar kerja ke Senora Consuelo—seorang perempuan tua yang telah mengeluarkan iklan, barangkalai seperti itu tapi saya kurang yakin, sebab saya agak-agak bingung dengan ceritanya. Dan pada akhirnya saya bertemu dengan Aura dan sesekali berhubungan tubuh dengannya, seorang gadis yang juga bekerja pada Senora Consuelo.

Menurut saya novel ini benar-benar gelap dan pahit. Sejak awal saya mencoba mengaitkan misteri perubahan identitas yang coba di bahas Carlos Fuentes. Dan di akhir cerita, saya teringat bahwa saya atau Felipe pernah mengatakan ketika berhubungan badan dengan Aura, akan mencintainya apapun yang terjadi, tua atau muda, sampai tua akan tetap mencintai. Dan ketika pada suatu ketika, ketika saya membutuhkan Aura. Membutuhkan tubuhnya, saya atau Felipe atau sebaliknya.

Sadar Aura telah menjadi tua, keriput, dan mengerikan. Apakah Felipe atau saya tetap mencintainya? Perubahan itu seolah telah menjawab semuanya. Ternyata ada yang di sembunyikan di balik kegelapan novel ini, dan pada akhirnya membuat saya ketagihan membaca buku-buku semacam ini. Jika ditanya ini novel sureal atau tidak, saya ragu. Sebab di akhir cerita bagaimana bisa Aura tiba-tiba berubah menjadi tua.

_______________________
*) Fatah Anshori, lahir di Lamongan, 19 Agustus 1994. Novel pertamanya “Ilalang di Kemarau Panjang” (2015), dan buku kumpulan puisinya “Hujan yang Hendak Menyalakan Api” (2018). Salah satu cerpennya terpilih sebagai Cerpen Unggulan Litera.co.id 2018, dan tulisanya termuat di Sastra-Indonesia.com sedang blog pribadinya fatahanshori.wordpress.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *