Puisi-Puisi Wislawa Szymborska (2 Juni 1923 – 1 February 2012)


Diterjemahkan oleh Ahmad Yulden Erwin

KITA ADALAH ANAK ZAMAN INI

Kita adalah anak zaman ini,
zaman politik.

Sepanjang siang, sepanjang malam,
segala perkara—kalian, kita, mereka—
adalah perkara politik.

Tak peduli antum setuju atau tidak,
setiap gen antum punya masa lalu politik,
kulit antum, perban politik,
mata antum, lirikan politik.

Jangan khawatir, ocehan antum akan rutin bergema,
dan yang tak terucapkan yakin bisa mengoceh juga.
Jadi, sudah benar bila antum rajin-rajin omong politik.

Bahkan tatkala antum kabur ke hutan,
antum tengah mengambil langkah-langkah politik
dengan alasan politik.

Puisi yang apolitis faktanya tetap politis juga,
dan begitulah di atas kita bersinar bulan
meski sinarnya tak lagi murni.
Ada atau tiada, itulah soalnya.
Dan meski hal itu mengganggu pencernaan
semuanya, seperti biasa, adalah soal politik.

Untuk memetik pemahaman atas kias politik
antum bahkan tak perlu jadi manusia.
Segala bahan baku akan rela melakukannya,
pakan hewan berprotein tinggi, atau minyak mentah,

atau meja konferensi yang bentuknya
diperdebatkan selama berbulan-bulan;
Jadi, haruskah kita tengahi pertikaian hidup dan mati ini
di atas meja bundar atau persegi?
Untuk sementara ini,
biarlah orang-orang terus mampus,
hewan-hewan lampus,
rumah-rumah hangus,
dan ladang-ladang ngacir
seperti masa lalu yang getir
dan hampir politis

________

IKLAN

Aku sebutir pil penenang.
Aku efektif di rumah.
Aku pas buat kerja kantoran.
Aku dapat mengikuti ujian
di bangku saksi.
Dengan hati-hati, kuperbaiki cangkir retakmu.
Yang mesti kaulakukan hanyalah menuntunku
hingga mencair di bawah lidahmu,
lalu reguklah aku
bersama segelas air.

Aku tahu cara menghadapi kemalangan,
cara menyikapi kabar buruk.
Jangan cemen, aku mampu mengurangi penindasan,
menerangi kehadiran Tuhan yang absen,
atau pilih kerudung janda yang pas buat parasmu.
Apa lagi yang kautunggu—
berimanlah dalam kelembutan kasih kimiawiku.

Kau masih seorang pria/perempuan muda.
Belum terlambat buat sekadar belajar berleha.
Namun, siapa suruh
engkau mesti bertopang dagu?

Kini, biarlah kutebus jurang mautmu.
Aku akan mengalasinya dengan tidur.
Kau akan berterima kasih kepadaku
atas empat cakar hewan yang kuguratkan ke punggungmu.

Sekarang, jual jiwamu kepadaku.
Tak ada penawar yang lain.

Tak ada setan yang lain.

_____________

FOTO DARI 11 SEPTEMBER

Mereka melompat dari lantai terbakar
–satu, dua, beberapa lagi
lebih tinggi, lebih rendah.
Foto itu menghentikan hidup mereka,
dan sekarang menyimpan mereka
di atas bumi, menghadap ke bumi.
Setiap mereka masih utuh,
dengan wajah
dan darah tersimpan baik.
Ada cukup waktu
bagi rambut untuk rontok,
bagi kunci dan koin
untuk jatuh dari kantong.
Mereka masih dalam jangkauan udara,
dalam jangkauan kompas
yang baru saja dibuka.
Saya hanya bisa melakukan dua hal untuk mereka
–menguraikan penerbangan
dan tidak menambahkan baris terakhir.

____________

CHILDREN OF OUR AGE
By Wislawa Szymborska
Translated by Stanis?aw Baranczak

We are children of our age,
it’s a political age.

All day long, all through the night,
all affairs–yours, ours, theirs–
are political affairs.

Whether you like it or not,
your genes have a political past,
your skin, a political cast,
your eyes, a political slant.

Whatever you say reverberates,
whatever you don’t say speaks for itself.
So either way you’re talking politics.

Even when you take to the woods,
you’re taking political steps
on political grounds.

Apolitical poems are also political,
and above us shines a moon
no longer purely lunar.
To be or not to be, that is the question.
And though it troubles the digestion
it’s a question, as always, of politics.

To acquire a political meaning
you don’t even have to be human.
Raw material will do,
or protein feed, or crude oil,

or a conference table whose shape
was quarreled over for months;
Should we arbitrate life and death
at a round table or a square one?

Meanwhile, people perished,
animals died,
houses burned,
and the fields ran wild
just as in times immemorial
and less political.

________________________

ADVERTISEMENT
By Wislawa Szymborska
Translated by Stanisaw Baraczak

I’m a tranquilizer.
I’m effective at home.
I work in the office.
I can take exams
on the witness stand.
I mend broken cups with care.
All you have to do is take me,
let me melt beneath your tongue,
just gulp me
with a glass of water.

I know how to handle misfortune,
how to take bad news.
I can minimize injustice,
lighten up God’s absence,
or pick the widow’s veil that suits your face.
What are you waiting for—
have faith in my chemical compassion.

You’re still a young man/woman.
It’s not too late to learn how to unwind.
Who said
you have to take it on the chin?

Let me have your abyss.
I’ll cushion it with sleep.
You’ll thank me for giving you
four paws to fall on.

Sell me your soul.
There are no other takers.

There is no other devil anymore.

__________________

PHOTOGRAPH FROM SEPTEMBER 11
By Wislawa Szymborska
Translated by Clare Cavanagh

They jumped from the burning floors—
one, two, a few more,
higher, lower.

The photograph halted them in life,
and now keeps them
above the earth toward the earth.

Each is still complete,
with a particular face
and blood well hidden.

There’s enough time
for hair to come loose,
for keys and coins
to fall from pockets.

They’re still within the air’s reach,
within the compass of places
that have just now opened.

I can do only two things for them—
describe this flight
and not add a last line.

________________________

*) Wislawa Szymborska (2 Juni 1923 – 1 February 2012) adalah penulis, eseis, kritikus sastra dan penerjemah sastra Prancis dari Polandia. Pada tahun 1996 Szymborska dianugerahi Penghargaan Nobel Sastra. Szymborska lahir di Bnin (kini bagian Kórnik) dekat Poznan di Polandia. Pada 1931 keluarganya pindah ke Kraków, dan hingga kini tinggal di sana. Pada bulan Maret 1945 Szymborska menerbitkan karya pertamanya, “Szukam slowa” (“Aku Mencari Kata”) di harian Dziennik Polski. Dari tahun 1945 hingga 1948 ia belajar bahasa Polandia dan sosiologi di Uniwersytet Jagiellonski, Krakow. Pada tahun 1953 ia mulai bekerja di harian sastra lycie Literackie (Kehidupan Sastra) hingga tahun 1981.

Leave a Reply

Bahasa »