KUTUKAN TUJUH MALAM PERTAMA

Iva Titin Shovia *

Dyah Kasmala, putri terkutuk-petaka
Tujuh kali menikah, matilah mempelai di malam pertama
Resahlah ayahanda raja Brawijaya
Pada siapa putrinya di ujung usia mengabdi-berdarma.

Sayembara mengenyahkan penyakit berbisa digelar:
“Barangsiapa bisa memusnahkan penyakit sang putri,
Maka jadilah ia menantu raja,
Namun jika tak sepadan, biarlah diberi kedudukan.”
Sayang, sayembara dipariwara, bukan untuk jelata.

Ajar Windusana, resi dari Merbabu
Adik Ajar Kutawindu, resi dari Mahameru
Mencoba peruntungan menjadi tabib ahli
Dengan syarat, putri harus dinikahi baru diobati.

Malam pertama, malam durjana
Putri terlelap dalam rayu, Ajar Windusana waspada
Dari balik bantal, sepasang mata berkobar
Kiranya ketujuh suami disembur bisa ular
Suami ke delapan wajib menang
Keris dihunus, nyawa ular ambyar
Putri terbangun, ketakutan melihat keris dan darah memancar.

“Bagaimana bisa suami hendak mencelakai istri,
Di malam pertama, tangannya bersepakat dengan ular
Apa tak layak perempuan ini,
Hidup mengabdi pada perwira kekar?”

Putri meratap, menuduh Ajar Windusana
Larilah sang resi, demi nyawa
Sedang hatinya telah terpaut asmara
Pada setangkup hati yang salah sangka.

Di taman sari, di samping bangkai ular kutukan
Sebuah surat dilampirkan
Sirnalah gemuruh dalam pekat syak Dyah Kasmala
Suaminya, Ajar Windusana lelaki yang patut dipuja
Namun, telah pergi ia, pergi ia
Meninggalkan kerajaan dan sekuntum cinta yang merekah.

Demi cinta, menyusullah Dyah Kasmala ke Merbabu
Memohon agar diluluskan kisah asmara tanpa ragu
Ajar Windusana, mengenali kembali cinta
Dyah Kasmala tak lagi menimbang rasa.

“Amarah hanya menimbulkan luka,
Kebaikan kadang terlihat sebagai nista.”

Lamongan, 7-07-2020

*) Iva Titin Shovia, lahir tahun 1980, masih setia dengan nama Titin Pardesi di Instagram. Tulisannya masuk dalam antologi: Ini Hari Sebuah Masjid Tumbuh di Kepala, Nyala Abadi, September Love, Kubiarkan Kau Terus Bercerita, Dongeng Cantik 300 Detik, Memoar Purnama Di Kampung Halaman, dll. Antologi puisi tunggalnya berjudul “From Bibir with love” (2018), dan “Lelaki Gandrung Takut Basah” (2019). Sedangkan kumpulan cerminnya, “Lelaki Pemetik Embun” terbit tahun 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *