ISTIRAHATLAH
Istirahatlah sayang
malam begitu menyayat
kalam Tuhan yang terucap
menambah haru pilu hatimu.
Berbaringlah sayang
peluk erat pekat malam
jangan risaukan diriku,
di sini memeluk bayangmu.
Lelaplah sayang
wanita berambut ikal
sendu dari tatapanmu,
tiada mampu kau tutupi.
Tidurlah serpihan hati
setidaknya mampu
melepas rindu.
Yakinlah cinta pasti bersatu
meski deru mengusik laku.
16 Juli 2020
NYARIS GILA
Jalan setapak menuju taman
ilalang menghadang
ranting tumbang
menutup jalanan.
Terlihat bunga mekar
kupu-kupu riang menari
hijau, merah, kuning, ungu
semua menyilau pandang.
Terdiam memutar akal
bertolak dan pulang
mungkin menerjang
meski menggores luka.
Sedang indra terbius sudah
atas yang tertangkap
Nyaris gila.
KIRANA
Deretan buku pada laci yang membisu
satu di antara melambai memanggilku
Debu-debu menampar
juga sampul menikam kasar.
Membuka lagi ingatan
Kirana; sang wanita malam
pernah merayu dengan segala cara
bahkan nafas itu masih lekat di nadiku.
Selayak bulan, itu hadirmu
terjaga menemani
lenyap kala fajar tiba.
Aku terlanjur janji
saat kulucuti dirimu
menikmati wangi kasturi
membagi cerita
antara dewata dan bidadari.
Kirana, musim ini tiba
namamu menghantui,
entah di mana kau berdiri
atau nisan yang membatasi.
Relakan janji terbenam bersama mentari
jadilah Kirana sebenarnya
pada tiap malam setiap manusia
tetap bercahaya
meski nama tinggal goresan kata.
Madiun, 30 Juli 2019
Sumargono SN, kelahiran Madiun tahun 1991. Tertarik pada dunia puisi sejak sekolah dasar. Antologi puisi pertamanya “Lentera Usang” (2018), yang kedua bertitel “Wanita Tua” Penerbit Mekar Publishing 2019.