PANDEMI DI TENGAH MUSIM PANAS
Koh Young Hun *
Musim panas di Korea dimulai bulan Juni dan mencapai puncaknya pada Agustus. Suhu udara ketika itu sangat panas dan lembab. Keadaan seperti tentu membuat tidak nyaman. Demi menghindari sengatan matahari, orang Korea akan naik gunung, menikmati angin laut di pantai, atau berkunjung ke lembah. Bahkan, pada musim panas banyak warga Korea melakukan perjalanan ke luar negeri, entah untuk belajar, berjalan-jalan, atau berbisnis. Hanya kali ini musim panas menjadi berbeda ketika pandemi corona melanda.
Sempat melandai, tiba-tiba kasus corona meningkat lagi secara signifikan di Korea. Penyebabnya ialah sebuah klub malam di Itaewon. Pemerintah tidak tinggal diam, Perdana Menteri Chung Sye-kyun memerintahkan para pejabat untuk menemukan 1.510 orang yang pernah berkunjung ke klub tersebut. Tindakan yang sungguh cepat. Karenanya, banyak negara di dunia yang belajar dari Korea dalam menanggulangi pandemi tersebut. Kerja sama antar negara memang diperlukan untuk menangani virus ini.
Dalam konteks musik popular Korea sejak Perang Korea, musik rock pernah dianggap sebagai virus yang dapat merusak moral generasi muda. Akibatnya musik rock pernah mengalami nasib buruk, termasuk para musisi. Di samping music rock dalam Koreana Edisi Musim Panas 2020 ini akan diungkap secara mendalam perihal musik pop, balada, trot, jazz, indie, bahkan musik tarian. Perjalanan musik di Korea menggambarkan bagaimana sesungguhnya publik Korea sangat membutuhkan musik dalam hidupnya.
Selain mengedepankan ‘musik Populer Korea sejak Perang Korea’ dalam Fitur Khusus, edisi kali ini akan menyajikan Biwon Tteokjip adalah toko kue beras yang dikenal dengan resep-resep istana yang diturunkan dari zaman Joseon, kritik dalam film tentang bencana, cerita pendek “Upacara Abu”, dan sebagainya. Selamat membaca hidangan Koreana edisi ini. Jangan lupa selalu jaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
***
*) Pemimpin Redaksi Koreana edisi Bahasa Indonesia
Langsung bisa dibaca di <www.koreana.or.kr> Korea Foundation