Amien Kamil *
Aku betul tak tahu, apa para sejarawan maupun para penulis biografi
pernah meneliti dan mempelajari perihal hujan saat di malam hari?!
Lantas ia coba mengenangkan perjalanan hidup orang-orang besar,
jenius atau pahlawan itu dalam sejarah peradaban.
Lantas mencoba untuk memeriksa satu persatu
ada berapa puluh hujan yang muncul menjelang pagi
ataupun malam buta dalam biografi mereka.
Hoi, banyak tikungan hidup bisa muncul seringkali kebetulan.
Ide-ide besar bisa saja lahir kapan saja. Bisa muncul ketika antri
mengambil tiket kereta ataupun saat kau sendirian dalam kereta
melintasi bantalan rel kereta sepanjang Pulau Jawa.
Bisa saja beribu peristiwa tak penting itu, bisa menjadi titik kesadaran
untuk menjadi batu loncatan atau momen pencerahan.
Hei, Ada begitu banyak titik-titik penting dalam tikungan hidup
bisa muncul karena kebetulan dan sudah menjadi milik alam semesta.
Berbagai pilihan hidup berawal dari hati
yang memancarkan sifat yang lemah lembut, suci,
penuh kasih sayang dan cinta. Namun mungkin saja
karena satu momen dalam hidupnya, hati seseorang bisa berubah.
Entah kembali menjadi batu kali, karang, batu akik ataupun mustika.
Rintik hujan (bukan hanya turun di) bulan Juni
dan model pakaian, juga bisa membuat seorang Jendral pongah
ahli strategi perang dari posisi menang menjadi tersungkur kalah
dan terhina. Irama hidup akan terus bergeser dan berubah,
rencana-rencana terus disusun.
Sekalipun hanya hujan ataupun malam, juga puisi,
ataupun kelaparan yang menjadi menu dalam hidup
seseorang bisa saja dapat merebut satu posisi dalam sejarah.
Siapa bisa menduga arah angin
dan siapa yang bisa menghentikan jalannya alam,
juga sejarah?!
2016.
*) Amien Kamil, lahir di Jakarta 1963. Tahun 1983, sempat belajar di Sinematografi Institut Kesenian Jakarta. Tahun 1986-1996, bergabung dengan Bengkel Teater Rendra, terlibat dalam beberapa pementasan di kota-kota besar di Indonesia. Tahun 1988, ikut serta dalam “The First New York International Festival Of The Arts”, sempat juga mengikuti workshop di “Bread & Puppets Theatre” di Vermont, USA. Tahun 1990, pentas di Tokyo & Hiroshima, Japan. Tahun 1999, Tour Musik Iwan Fals di Seoul, Korea. Lighting Design untuk konser musik Iwan Fals hingga tahun 2002, pentas di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Tahun 2003-2005, kolaborasi dengan penyair Jerman Brigitte Oleschinski. Pentas multimedia di Berlin, Koln, Bremen dan Hamburg. Selain itu juga memberikan workshop teater di Universitas Hamburg, Leipzig dan Passau. Mengikuti International Literature Festival “Letras Del Mundo” di Tamaulipas-Tampico, Mexico.
Tahun 2006, Sutradara “Out Of The Sea”, Slavomir Mrozek, Republic of Performing Arts, Teater Utan kayu, Jakarta. Tahun 2007, Antologi puisi “Tamsil Tubuh Terbelah” terbit dan masuk dalam 10 besar buku puisi terbaik Khatulistiwa Literary Award 2007. Tahun 2008, Poetry Performing “Tamsil Tubuh terbelah”, kolaborasi dengan Iwan Fals, Oppie Andaresta, Irawan Karseno, Toto Tewel, Njagong Percusion, Republic of Performing Arts, di Teater Studio, Taman Ismail Marzuki. Tahun 2009, Pameran lukisan & Instalasi “World Without Word” di Newseum Café. Tahun 2010, Sutradara Performing Arts “Elemental”, kolaborasi dengan pelukis mancanegara, Jakarta International School. Tahun 2011, Sutradara “Sie Djin Koei”, Republic of Performing Arts, Mall Ciputra, Jakarta. Di bulan April, Sutradara & Perancang Topeng “Macbeth”, William Shakespeare, Produksi Road Teater, Gedung Kesenian Jakarta. Mei-Juni, Kunjungan Budaya ke Denmark, Germany dan Norway. Juli, Mengikuti “ International Culture Dance Festival 2011” Sidi Bel Abbes, Algier, North Africa.