Tiga Puisi Sumargono SN

TUA

Lelaki tua dengan pikulan di pundaknya
bersahaja menghitung laba

Sedari tadi mondar-mandir menawarkan
dengan segala upaya
di antara para manusia
para pengunjung taman wisata

Disusuri jalan penuh kerikil
menusuk telapak menghunjam jantung

Entah iba atau rezki hari tua
dalam senjanya terus berjuang merajut asa

Di mana saudaranya?
Atau itu jalan hidupnya

Itu dia lelaki tua
bersua dengan asa

Jangan biarkan keluarga kita
berjuang di ujung senja
dan juga kita generasi muda

Februari 2019

DOA SANG IBU

Aroma merekah menyibak ruang
dalam hening malam lantunan ayat Tuhan berkumandang
antara jarak sadar akan sayang saling beradu
bertemu menjadi Satu

Di sudut sepi wanita memecah ragu
untuk anak berpangku pada dipan kayu
sesekali merengge meminta susu

“Nak,
jika dewasa mencumbu
inggat Tuhan maha Satu
lebih dekat dari nadimu
jauh sejauh telingga tak beradu.
Jika dewasa mendekap pilu
katakan Tuhan selalu disampingmu
jangan terlena pada sendu.
Keraguan menutup segala penjuru
yakinlah Tuhan selalu.”

24 Januari 2019

TANGISAN

Selepas fajar mengoda
bising anak kecil mengadu
disumpalnya mulut dengan puting
seketika berganti hening

Letih mengadu tiap waktu
kadang rindu pada wanita
yang dulu tempat mengadu
kini terasa yang dulu dirasa

Januari 2019

Sumargono SN, kelahiran Madiun tahun 1991. Tertarik pada dunia puisi sejak sekolah dasar. Antologi puisi pertamanya “Lentera Usang” (2018), yang kedua bertitel “Wanita Tua” Penerbit Mekar Publishing 2019.

Leave a Reply

Bahasa »