BULAN HAMIL III
Tanpa spiral
Ah bulan ku hamil
Ie ketuban berserak
Di trotoar
Meulaboh, 2020
TIADA
Angin beliung memutih buih
Menari di atas pusarnya
Ya Rabb,
Beri hamba pengayuhmu
September 2020
MEMERCIK DARAH KE WAJAH IBU
Memercik darah ke wajah ibu Pertiwi
Mengolam di matanya
Anakku sayang
sudahi perseteruan ini
Aceh,1996
HATI YANG IKHLAS
isnu kembara
Berbaringlah wahai insan nan tulus
Kami tahu rasa ikhlasmu terkhianati
Di tikungan jalan itu
Kami yang di sini. Mesti belajar lagi
Hidup bukan Senda gurau
Katamu suatu hari
: Tersenyumlah
Lr.punti, 17.04.2020
SAHABAT I
Hari ini di antara lipatan lidahmu
Ada ular mematuk hati
_benar kata emak
Pandai nak meniti buih
Meulaboh, Agustus 2020
IBU
Bulan mandi telanjang
Di selokan. Bu
Maafkan dia
Meulaboh, 03.11.2019
ROTI TERBANG
Seorang bocah kecil sedang memegang perutnya erat. Dan
Mematung iba
Di meja makan seorang pejabat bertitah
: “singkirkan dia dari mejaku” Sang anjing menyalak’
Sepotong roti melayang
_ tersungkur ke tanah
29.01.2014
IJINKAN
Aku berpuisi. Di sini
Bunga-bunga mekarlah
Di taman
Ah jiwa pun mewangi
Meulaboh, Juli 2020
MEURIWANG
Rindu yang tersematkan. Itu
Berbuah lara. Mak
Loen neuk woe
Ke rahimmu
Dunia adalah gelanggang perseteruan
Meulaboh,11.07.2020
SEULANGA
Angin mirah di awal September
Pulang dalam kebasahan
Senja ini adalah laranya
Tiada teruraikan
Angin mirah ini
Catatan kecil perjalanan hidup
Bunga itu seulanga berduri
Meulaboh,2020
BULAN MENANGIS DARAH
Dia yang mengepak diri
Bangkai tersemat di ujung bibirnya
Bulan menangis darah
Dik, segeralah bersujud kepadanya
Tuhan’ maha pengasih lagi maha penyayang
Meulaboh, Agustus 2020
Mustiar AR, penyair kelahiran Meulaboh 15 April 1967, menamatkan sekolah Aliyah Negeri 1 Meulaboh. Karya pertamanya termuat di media SKM Taruna Baru, Medan, berjudul Kutambat Kapal Di Dermagamu (1987), lantas berturun-turun puisinya dimuat di Buletin, baik di daerah pun di tingkat nasional dan internasional. Karyanya diterbitkan bersama dalam Antologi Puisi Seulawah, Sekilas Pintas, Nuansa Dari Pantai Barat Aceh, Putro Pahang, Ziarah Ombak, Eklopedi Aceh, Adat Hikayat dan Sastra Aceh 2008. Antologi Puisi Hitam Putih ialah karya puisi tunggalnya yang masih stensilan yang dikuratori Haji Teuku Ahmad Dadek (1982), tapi buku tersebut hilang dalam pusaran Tsunami yang melanda Aceh dan Nias tahun 2004. Selain menulis puisi, juga berkutat di teater kolosal tahun 1995 pada event “Adat Perkawinan Aceh Barat dan Tewasnya Teuku Umar”. E-mail: onenmbo@gmail.com