Taufiq Wr. Hidayat
Tentu saja, mencuci tangan di sini bukan agar terhindar dari pandemi. Tetapi memang ada orang yang kegemarannya cuci tangan. Ia selalu cuci tangan, sebentar-sebentar cuci tangan. Seno mengisahkannya dalam sebuah cerita “Orang yang Selalu Cuci Tangan” (Kompas, 20 Mei 2013).
Sahdan tersebutlah seseorang yang bekerja pada sebuah kantor. Ia gemar cuci tangan. Sebentar-sebentar ke wastafel untuk cuci tangan. Sehingga orang-orang menjulukinya “orang yang selalu cuci tangan” itu. Sang pencerita menjelaskan, sebenarnya orang yang selalu cuci tangan itu tangannya tidak kotor. Tapi ia selalu saja merasa tangannya kotor. Itulah yang membuatnya sering cuci tangan. Anehnya, wajahnya yang terhormat seringkali muncul di publik, namun ia cuci tangan demi menjaga wajahnya tetap terhormat, bukan tangannya yang sering cuci tangan.
Suatu saat, ia melihat air kran yang dibuat cuci tangan dan membasuh mukanya, berwarna kecokelatan. Sehingga setelah ia cuci tangan, tangannya tidak bersih malah bertambah kotor. Segera ia panggil petugas ledeng. Petugas ledeng datang. Petugas ledeng heran, air dari kran tidak ada masalah. Ternyata orang yang selalu cuci tangan itu saja yang hanya merasa seolah-olah air ledeng kecokelatan. Padahal sebenarnya tidak bagi orang lain. Ia merasa tangannya selalu kotor, sehingga selalu cuci tangan. Ia heran, apakah karena pekerjaannya pekerjaan kotor atau seolah-olah tidak kotor? Ia pun menepis perasaannya. Air ledeng yang ia lihat kecokelatan itu ia anggap bersih, air ledeng yang ia lihat adalah darah, ia anggap air bersih. Dia pun cuci tangan dan cuci muka dengan air ledeng yang dilihatnya darah itu. Begitu keluar ruangan, orang-orang terbelalak melihatnya.
Kisah Seno itu cuma fiksi. Tapi orang cuci tangan, selalu ada dalam kenyataan dan selalu cuci tangan. Ia berbuat salah, tapi justru mempersalahkan orang lain atau pura-pura tidak tahu persoalan, dan seolah-olah sebagai korban dari suatu persoalan. Bagi Freud—dengan psikoanalisisnya itu, orang yang selalu cuci tangan adalah orang yang selalu ingin tampak bersih, yang menandakan ia sebenarnya kotor. Atau menyembunyikan maksud lain. Dan orang lain justru melihatnya kotor dengan penampilan yang selalu bersih karena selalu cuci tangan dan cuci muka dengan rajin, dengan berbagai alasan.
Sobo, 2021