Yohanes Sehandi *
Flores Pos (Ende), 5 Okt 2013
Gaya penulisan adalah kecenderungan teknik penyajian artikel opini oleh seorang penulis dalam mengemukakan gagasan atau pandangannya kepada pembaca. Coba kita perhatikan gaya penulisan setiap artikel opini yang dimuat harian Kompas pada halaman 6 dan 7, Pos Kupang pada halaman 4, Victory News pada halaman 4, dan Flores Pos pada halaman 12.
Ada empat jenis gaya penulisan karangan, termasuk penulisan artikel opini, yakni gaya penulisan eksposisi, deskripsi, argumentasi, dan narasi. Masing-masing gaya penulisan mempunyai ciri-ciri tersendiri. Gorys Keraf membahas khusus keempat jenis gaya penulisan karangan ini dalam dua bukunya, yakni Eksposisi dan Deskripsi (Nusa Indah, 1981) dan Argumentasi dan Narasi (Gramedia, 1982). Keempat jenis gaya penulisan ini sering disebut orang sebagai jenis tulisan, sebuah sebutan yang salah. Yang benar adalah gaya penulisan, bukan jenis tulisan.
Dalam buku Mahir Menulis (2009, halaman 71-81) Mudrajad Kuncoro memberi catatan bahwa gaya penulisan artikel opini tidaklah boleh membuat seorang penulis artikel merasa terikat dalam proses penulisan yang membuatnya kaku. Disarankan agar menulis saja secara bebas sesuai dengan kecendrungannya, setelah itu baru disempurnakan lewat proses penyuntingan. Setiap artikel opini ada gaya penulisan yang dominan yang mewarnai keseluruhan artikel tersebut. Gaya penulisan yang dominan itu biasanya ditunjang pula oleh gaya penulisan yang lain.
Pertama, gaya penulisan eksposisi. Eksposisi adalah uraian atau paparan yang bertujuan menjelaskan suatu maksud dan tujuan (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, 2001, halaman 290). Gaya penulisan ini bertujuan menguraikan, menjelaskan, mendidik, mengklarifikasi, atau mengevaluasi sebuah topik atau persoalan yang dibahas. Penulis berusaha memberi penguraian, pemaparan, penjelasan, keterangan informasi dan petunjuk atas suatu topik kepada para pembaca.
Eksposisi mengandalkan strategi pengembangan paragraf dengan memberi contoh, proses, sebab-akibat, kalasifikasi, definisi, analisis, komparasi, dan kontras. Artikel opini eksposisi biasanya muncul untuk menjelaskan sebuah topik atau permasalahan agar mudah diselami oleh pembaca, kemudian memunculkan solusi atas persoalan tersebut. Tulisan eksposisi terkadang dilengkapi dengan grafik, gambar, atau statistik untuk memperjelas uraian.
Kedua, gaya penulisan deskripsi. Deskripsi adalah penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci (KBBI, 2001, halaman 258). Gaya penulisan ini bertujuan untuk memberi penggambaran atau pelukisan dengan kata-kata (secara verbal) terhadap suatu objek atau topik, baik menyangkut manusia, benda, penampilan, pemandangan, peristiwa atau kejadian.
Gaya penulisan deskripsi berusaha menggambarkan suatu objek sehingga membuat pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami sendiri objek yang dideskripsikan itu. Artikel opini jenis deskripsi mengandalkan pencitraan yang konkret dan mendetail sehingga cenderung impresif dan hidup yang dapat memberi kesan atau menggugah hati para pembacanya. Menulis dengan gaya deskripsi mirip menggambar, tetapi dengan menggunakan kata-kata.
Ketiga, gaya penulisan narasi. Narasi adalah pengisahan suatu cerita atau kejadian (KBBI, 2001, halaman 774). Gaya penulisan ini bertujuan untuk mengisahkan atau merangkai kejadian atau peristiwa secara kronologis, baik yang berupa fakta (kenyataan) maupun yang berupa fiksi (rekaan).
Kata narasi sendiri berarti bercerita. Cerita adalah rangkaian peristiwa atau kejadian yang dikemukakan secara kronologis, bermula pada awal peristiwa terus berkembang menuju puncak (klimaks), kemudian menurun, akhirnya berakhir. Dalam artikel opini, gaya penulisan narasi sering digunakan untuk menjelaskan sebuah permasalahan atau kejadian yang tengah terjadi, dari awal sampai akhir.
Keempat, gaya penulisan argumentasi. Argumentasi adalah alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan (KBBI, 2001, halaman 64). Gaya penulisan argumentasi bertujuan untuk menunjukkan bukti kebenaran atau ketidakbenaran sebuah hal atau pernyataan. Dalam tulisan jenis ini penulis menggunakan berbagai strategi dan retorika sebagai alat untuk meyakinkan pembaca tentang suatu kebenaran atau ketidakbenaran tersebut.
Tulisan argumentasi mengandalkan berbagai pertimbangan untuk menguatkan argumentasi. Informasi, data, dan fakta menjadi variabel penting untuk menguatkan argumentasi yang dibangun. Biasanya tulisan jenis ini dilakukan oleh orang-orang yang menguasai persoalan atau ahli dalam bidangnya. Tulisan bergaya argumentasi secara tradisional terbagi dua, bersifat deduktif dan induktif.
Keempat jenis gaya penulisan di atas, bukan saja berlaku dalam penulisan artikel opini, juga berlaku dalam penulisan berbagai jenis karangan yang lain. Masing-masing gaya penulisan tersebut juga bukan norma kaku yang mesti dipilih dan wajib ditaati. Pengetahuan ihwal tentang gaya penulisan artikel diperlukan sebagai pemandu agar penulis memiliki kepekaan gaya dalam proses penulisan sehingga gagasan yang disampaikan berhasil dimengerti oleh para pembaca.
Memahami pokok permasalahan yang dibahas dalam artikel jauh lebih penting, baru kemudian disajikan dengan gaya penulisan yang sesuai. Jika diibaratkan artikel opini adalah barang dagangan, sebagai penjual si penulis harus menghidangkan jualannya dengan cara yang semenarik mungkin agar para calon pembeli tertarik untuk membelinya. Cara yang menarik itulah yang disebut gaya penulisan.
***
*) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Flores, Ende.