Sajak-Sajak Hamdy Salad

Jawa Pos, 28 Maret 2021

Kalender Baru

Di kalender baru itu
kulihat bayang-bayang
bergerak lebih tinggi
dari pohon kelapa
yang hampir mati

Angka-angka warna merah
berkilau kapak dan gergaji
membelah dua belas bulan
seperti tahun sebelumnya
dan sebelumnya lagi

Sampai orang terlupa
pada tilasan para leluhur
pulang dan pergi
di rumah sendiri

cermin pecah #tumpah darah

Sirene bertalu-talu
di gendang telinga
barisan anak cucu

di kalender baru itu

Kulihat tetes embun dan air mata
mengukir atlas di ubun batu-batu

[2021]

Ular Berbisa

Ular-ular berbisa
jalan raya berliku
melingkar-lingkar
di punggungmu

Beribu orang terjatuh
ke dalam lubang dan keluh
di tepi jurang yang sama
sampai diri tinggal belulang
dijilat api berulang-ulang

Dalam internet dan jejaring media
anak bangsa saling memaki
dan berpinak dalam dada
menjelma rasa benci

Ular berbisa menari-nari
menyemburkan racun
ke ubun-ubun
para pencari

Hayat kemanusiaan
pingsan berkali-kali

(((digulung kawat berduri)))

[2020]

Miring ke Kiri

Orang-orang telanjang
miring ke kiri
memakan jalan
buah khuldi

katanya

Serupa adam dan hawa
turun ke bumi

Tapi jalan bukan kamar mandi
bukan hotel dan panggung serimpi

di negeri ini #kota-kota mati

Roti bolu penuh jamur
rengat dan kecoak
ditanak jadi bubur
musibah dan bencana
berpinak-pinak

Yang jahat berpura bijak
yang bijak menjelma kerak
di jalan-jalan raya
jubah hitam berarak
menuju istana

Kain kafan berkibar
melebihi tiang bendera
di hari merdeka

[2020]

HAMDY SALAD, Lahir di Ngawi, Jawa Timur, tinggal di Jogjakarta. Selain penyair, juga pengajar di kampus Institut Seni Indonesia (ISI). Buku puisi ”Tasbih Merapi” mendapat Anugerah Pilihan dari Yayasan Hari Puisi Indonesia (2015).

Leave a Reply

Bahasa »