Entahlah!
tiba-tiba saja
berbincang desa kelahiran. padahal hanya butiran debu yang termenung di pojok rumah ibu. memungut sepi. menjilat pahit ampas kopi.
entahlah. tiba-tiba saja membaca tanah kelahiran. padahal hanya sepotong daun kering yang meringkuk di teras rumah bapak. menjinak sunyi. penabung abu batang rokok yang menyumbat cekung dada.
entahlah. tiba-tiba saja mengenang gendongan nenek. padahal cucumu penuh gerutu. manjanya membanting seisi almari. diramut sepi. dirayu kambing dan sapi.
entahlah. tiba-tiba berceloteh tambang kapur dan tegalan. padahal sebatas siulan yang pendar di bawa angin ribut. membanting kursi. pereguk air mata ibu. peminum keringat buruh tani.
enyahlah. segala entah. segala apa semua alpa. sunyi telah abadi. sepi telah rapi. tanggalah debu. rebahlah abu. buah randu tiada guna. betebaran bersama awan. gemawan senyap. biru langit abu-abu dukaku.
Gresik, 2017
Klop Lah Kok Plok!
Penanda-nya mengebiri petanda, apa mau dikata, sudah menjadi hobinya kok.
kan cuma permainan, siapa pandai berhias dialah pemenangnya.
Kan cuma senda-gurau, siapa belaga-
belagu dialah dipanen gelak-tawa
Penanda-nya mencincang petanda, apa mau dibincang, sudah terlanjur rakus kok.
Kan cuma arena persilatan, siapa pintar silat lidah-silat polah, dialah berkali juara
kan cuma area penampakan, siapa rajin merias pantat, dialah pemuja sahwat
aku semakin gagal, Pegal eja rabun baca
aku semakin sengal, letih nafsir kabur makna
Tambah lugu semakin ngilu
Tambah lucu semakin gigu
aku jadi tidak tahu
semakin malu
tambah mau
Maunya klop
lah kok malah plok
Penandamu
bukan petandaku
makin menjadi-jadi
ditambah lagi biang keladi
Bilangnya “klop!”
Nyatanya “plok”
Agustus 2021
Prokremasi
“Kami bangsa antah-berantah dengan ini menyatakan tanpa hutang.
hal-hal mengenai kredit dan investasi akan kami bekukan dalam tempo sesingkat-singkatnya”
Tertanda
Ngimpi&Ngibul
Lucubelasagustus45
Gresik 2021
Rakai Lukman ialah nama pena Lukmanul Hakim, kelahiran Gresik 1983. Ikut berkecimpung di dunia kesenian semenjak SMA, berlanjut di Yogyakarta, lantas pulang ke kampung halaman. Di tanah kelahiran, masih ikut nimbrung di perhelatan alam estetika. Sempat nongkrong di Sanggar Jepit, Teater Eska, Roemah Poetika, Teater Havara, KOTASEGER (Komunitas Teater Sekolah Gresik), Gresik Teater, DKG (Dewan Kesenian Gresik), Lesbumi PCNU Gresik, dan Sanggar Pasir. Menjadi Guru SB di SMK Ihyaul Ulum, dan Guru BI di SMK al-Ihlas. Antalogi tunggal “Banjir Bantaran Bengawan.” Antalogi bersama, Kitab Puisi I Sanggar Jepit (2007), Burung Gagak dan Kupu-kupu (2012), dan Seratus Penyair Nusantara, Festival Puisi Bangkalan II, 2017. Juga terlibat riset dalam program pendampingan teater DKJT 2018, dan pengkajian sejarah lokal Desa Canga’an, Ujung Pangkah, Gresik 2019. Kini sedang mempersiapkan antalogi kedua, “Curhatan Bengawan” 2020.