MOMENTUM
/1/
masihlah ia belia
jelita, anggun, dan cendekia
kerudungnya berserasi kebaya
keberaniannya setebal semesta
dalam nafas dilayari doa-doa
dalam gemetar kedua hasta
dijahitnya carik kain dua warna
dengan jari-jemari dituntun sabda
malam gentar serasa hamil tua
seperti menjelang kelahiran tiba
“ini malam Jumat mulia
harus lahir sebuah bangsa”,
ucapnya menatap satu bendera
yang dijahit sebelum subuh tiba
/2/
masihlah ia muda
tegas, berani, dan cendekia
nyalinya tak ada tandingnya
maka dibentangnya sang saka
saat pagi dimatangkan suasana
oleh detik-detik melangkah bijaksana
dalam upaca sederhana
di Pegangsaan Timur 56 Jakarta
dwitunggal takzim menghormat
orang-orang mendaras selamat
Kemerdekaan adalah ibu kebebasan
Kemerdekaan itu bunga indah rupa
merusaknya membuang harum jiwa.
17 Agustus 2019
SELAMAT HARI KEMERDEKAAN INDONESIA
Daulat, sehat, dan kuatlah Indonesia.
Kak (eh Bung), kerja belum selesai, jangan bersuka ria senantiasa. Jangan bersolek penampilan semata.
Kaum wader pari dan cemplon belum bisa bedakan umpan dengan makan — tak bisa bedakan mati dengan rezeki.
Kaum hiu dan beluga terus-menerus lahap makan dengan menghancurkan umpan — senantiasa mahir bedakan mana napas manakah tumpas.
Meski sekarang menjadi klise, kehilangan ruhnya yang dahsyat, lantang kulafalkan: MERDEKA!
Alhamdulillah….
17 Agustus 2021
DUH GUSTI (I)
Gusti,
sunyi apalagi diantarkan pandemi
waktu demi waktu yang tiba tragedi
kabar-kabar pilu dan kisah-kisah lara
dalam gemetar data, angka, dan kurva
di manakah sekarang kegembiraan
dan tawa berlepasan di arena perayaan?
saat pamer kesuksesan dan keuntungan
sembari menggelar rupa-rupa keterlupaan!
waktu yang lewat terasa hanya alarm gawat
kata-kata tak sanggup membisikkan nubuat
lihat, kitab-kitab suci tampak tergagap-gagap
dan ilmu pun embus napasnya megap-megap
Gusti,
pelajaran apalagi yang luput aku hikmati
hingga langkah kaki pandemi tak terdeteksi?
mungkinkah aku asyik dengan diri sendiri
memuaskan kebuasan dibungkus jubah suci!
Gusti,
warta apalagi esok aku dengarkan di sini:
sesak rumah yang jadi kubu pertahanan
dan lengking keluh ketaksabaran wajah pasi
sedang orang-orang menolak penderitaan.
4 Agustus 2021
DUH GUSTI (II)
Gusti,
lelah memang aku berucap
belasungkawa nyaris tak henti
tapi kenapa layar mendadak gelap?
tapi mengapa istilah tiba-tiba lenyap?
angka kematian tiada — sungguh, sirna
kata kematian kemana — benar, tak ada
padahal kematian terus terjadi
padahal ambulans berlari tak henti
Gusti, kemanakah angka kini pergi?
Gusti, kemana kata menyingkirkan diri?
kini aku nanar menduga tanpa data
kini aku terbata menyangka tanpa kata
kini aku melangkah berbekal peta buta
padahal pandemi masih serupa gergasi
padahal PPKM membuatku bagai napi
Gusti,
di negeri sulapankah aku kini?
berhadapan David Copperfield yang sakti
pesulap paling ulung di kolong bumi
biasa menyulap segala tak terlihat lagi
Gusti,
memang lelah aku mengucap duka cita
namun tetap bergairah melantunkan doa
namun masih tabah menanggung derita
kenapa angka-angka hilang dari mata?
kenapa kata-kata sirna, tak sampai telinga?
Gusti,
di negeri apakah aku kini?
angka-angka sirna, kata-kata tiada
padahal kematian ada di mana-mana
padahal pemakaman mencolok mata
padahal duka tekun merambat di toa tua
Gusti,
aku belum menyerah, meski lelah
aku hanya berserah, bukan kalah
kenapa angka dan kata dianggap salah?
agar aku tak kian gundah, tak kian resah
Gusti,
di negeri apakah aku kini?
di sini aku ketakutan sekali
10 Agustus 2021
DOA KENTHIR PANDEMI (I)
Ya Tuhan Yang Mahavirtual paling awal
sebelum jagat virtual diimajikan orang
pandemi memigrasikan kami ke jagat virtual
selamatkan hidup kami di ruang tak terbayang
hindarkan kami dari segala derita bebal
dan makin mengenal-Mu lebih dekat kental
dan jadikanlah kami lebih kuat supaya iqbal
Ya Tuhan Yang Mahadigital sejak awal
sebelum dunia digital dibangun manusia
wabah memindahkan kami ke dunia digital
selamatkan kami hidup di tempat mendua
lindungi kami dari marabahaya tak dikenal
dan kian memahami-Mu begitu fasihnya
dan buatlah kami makin berdaya dan andal
Ya Tuhan Yang Mahavirtual
di dunia virtual kami masih nanar
karena banyak begal tak kami kenal
banyak tempat tak kami ketahui benar
Ya Tuhan Yang Mahadigital
di jagat digital kami masih gagap
sebab begitu luasnya tak kami hafal
banyak tradisi dan ritual di luar tangkap
Ya Tuhan Yang Mahavirtual
kami tak menyangka harus hidup di sini:
dunia virtual yang berbahaya bagi kami
Ya Tuhan Yang Mahadigital
kami tak mengira harus berdiam di sini:
jagat digital yang belum kami kuasai
Ya Tuhan Yang Mahavirtual
sebelum virtualitas dibuat insan
Ya Tuhan Yang Mahadigital
sebelum digitalitas dicipta insan
Ya Tuhan Yang Mahadaring
sebelum kedaringan dihasilkan insan
kapankah pandemi dapat dilembing
dan kami kembali beraktivitas di bumi
kapankah wabah dinyatakan berhenti
dan kami bersuka dan bersyukur tiap kali
Ya Tuhan Yang Mahavirtual
surelkan jawab-Mu, kami menunggu
Ya Tuhan Yang Mahadigital
japrikan petunjuk-Mu, kami merindu.
6 Agustus 2021
DOA KENTHIR PANDEMI (II)
Yang Tuhan Yang Mahavirtual
kini aku lebih sering beribadah virtual
buku cetak agama menumpuk bak bantal
Yang Tuhan Yang Mahadigital
sekarang aku terbiasa beribadah digital
buku lama tuntunan agama bak jadi kumal
ampunilah aku yang selalu gagal
menyatukan utuh yang virtual dan fisikal
memesrakan yang fisikal dengan yang digital
yang fisikal terkarantika di ruang hampa
yang virtual mengembara kemana-mana
yang digital sibuk kerja tak jelas di mana
gedung sekolah dan kantor jadi sunyi
padahal di situ aku biasa bekerja tak henti
hotel, pasar, dan mal masih juga senyap
padahal di situ riuh dagang acap terucap
tempat ibadah dan padepokan terasa kering
karena orang terpaksa sibuk ibadah daring
Oh Tuhan Yang Mahadaring
di mana kujumpai Kau di dunia daring?
tubuhku tetap terpenjara di jagat luring
suksma kelayapan hingga lupa tubuh gering
Oh Tuhan Yang Mahadaring
aku ingin istirah di rumah daring-Mu
menyatukan tubuh dan suksma mulai gering
yang sehari-hari terpisah meski merindu
Oh Tuhan Yang Maha Sakkarepe Dewe
terimalah doaku sebagai makhluk kere
yang kau turunkan di atas bumi surgawi
kini terdampar di planet digital tak kukenali.
7 Agustus 2021
KULANTUNKAN DOA PADA URAT JUMAT
Ya Tuhan Yang Mahasehat
sehatkan kami di tengah pandemi akut
kuatkan kami menjalani hidup penuh kejut
Kulangitkan doa pada Jumat teduh
Ya Tuhan Yang Mahasembuh
sembuhkan saudara kami dari sakit COVID
optimiskan mereka agar kuat sigap bangkit
Kusebarkan doa pada Jumat lengang
Ya Tuhan Yang Mahalapang
sambutlah saudara kami yang berpulang
sebab anugerah wabah COVID tak kepalang
terimalah mereka di rengkuh-Mu tak lekang
Kutaburkan doa pada Jumat hening
Ya Tuhan berilah kami pikiran bening.
6 Agustus 2021.