Muhammad Yasir
Fantastis! Para intelektual, lembaga pro-kemanusiaan, jurnalis, hingga perusahaan media di Kalimantan Tengah gegap gempita bersolidaritas untuk korban “bencana” banjir yang dahsyat tahun ini. Mereka membuka donasi selebar-lebarnya kepada orang-orang apolitis yang hendak berempati. Dan, perilaku apolitis dan ahistoris demikian ini semacam menjadi kebiasaan kesemuan intelektual, lembaga pro-kemanusiaan, jurnalis, hingga perusahaan media di Kalimantan Tengah dalam memahami sebab-akibat banjir yang melanda.
Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran adalah tangan kanan salah seorang The Godfather yang tidak tersentuh, H. Abdul Rasyid. Dengan demikian, tanpa perlu repot-repot Presiden Jokowi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta pertanian melakukan rayuan kapitalisme food estate, dia akan melakukannya! Karena 137.000 hektar lahan yang dibuka di Kalimantan Tengah, persisnya di lahan Proyek Lahan Gambut milik Diktator Soeharto adalah celah-celah kekayaan yang sayang jika tidak dikuras.
Di Muara Dadahup, Kapuas, alat-alat berat terus menerus menggali kanal-kanal bekas Proyek Lahan Gambut itu dengan alasan memperlancar saluran kanal untuk mendukung keberlangsungan proyek para bandit itu, yang nyata-nyata sudah diprediksi gagal! Dan benar saja! Hingga kini, perusakan jua yang dapat dilihat di lahan milik Diktator Soeharto itu. Bagaimana masyarakat di sana? Mampus! Ini yang tidak dibicarakan media dengan alasan mempertahankan sembilan elemen Bill Kovach, atau mulut-mulut bau para intelektual, dan lembaga pro-kemanusiaan.
Bahkan, seekor anjing tua pun akan tetap menggonggongi orang yang menyakiti atau sekadar berniat jahat kepada majikannya, tetapi mengapa para intelektual, lembaga pro-kemanusiaan, jurnalis, hingga pemilik media di Kalimantan Tengah memilih untuk bersolidaritas memperpanjang usia perusakan dan penindasan di tanah mereka?! Dan, dengar perkataan mereka: “Ini bencana dan ujian dari Tuhan!”
Surabaya, 2021
One Reply to “Cikal Bakal #4”