Djakarta

Pramoedya Ananta Toer
kandangpadati.wordpress.com

Almanak Seni 1957
Sekarang tiba gilirannja: dia djuga mau pergi ke Djakarta.

Aku takkan salahkan kau, mengapa kau ingin djadi wargakota Djakarta pula. Besok atau lusa keinginan dan tjita itu akan timbul djuga. Engkau di pedalaman terlampau banjak memandang ke Djakarta. Engkau bangunkan Djakarta dalam anganmu dengan segala kemegahan jang tak terdapat di tempatmu sendiri. Kau gandrung padanja. Kau kumpulkan tekat segumpil demi segumpil. Continue reading “Djakarta”

Dijemput Mamaknya

Hamka
tapaksastraa.blogspot.com

Musa yang hidupnya sangat miskin dan menderita memutuskan untuk menikah dengan Ramah. Karena hidup serba kekurangan, kehidupan keluarga mereka tidak bahagia. Kemiskinannya pula yang menyebabkan mamak serta keluarga pihak istrinya menghina Musa. Mereka selalu membicarakan ketidakmampuan Musa dalam mengemudikan rumah tangganya. Lama kelamaan Musa merasa tidak tahan lagi menerima perlakuan mertua dan keluarga iparnya dan ia memutuskan untuk membawa istrinya merantau ke Deli. Continue reading “Dijemput Mamaknya”

Bagaimana Cinta Menghabisi

Muhammad Yasir

Di atas meja triplek berwarna hitam, berlembar-lembar kertas berserakan. Di luar jendela, gang sempit membentang lengkap dengan bendera kebangsaan yang lusuh, melambai-lambai diterpa angin, seakan-akan atau seperti yang telah dikatakan bahwa bangsa ini telah merdeka dari kolonialisme putih. Di sisi kanan meja, ada kursi kayu tua dipernis sedemikian rupa, sehingga dapatlah engkau melihat dirimu di sana. Continue reading “Bagaimana Cinta Menghabisi”