A. Muttaqin
Koran Tempo, 4 Agu 2013
DAUN ini, entah daun apa—bentuknya bergerigi dan gerigi itu masih seperti beranak-pinak lagi, seperti kombinasi daun sakun, pepaya dan daun ganja—yang entah jatuh dari ranting mana, memintaku jadi pohon. Suatu sore, di jalan pulang, tepat di sisi kelokan yang menghubungkkan langgar, pasar krempyeng, pos ronda dan klinik bersalin, daun itu tiba-tiba bangkit dari tanah dan menghadang langkahku. Continue reading “Selembar Daun”