Aang Fatihul Islam
Ribuan butiran air hujan menetes dari langit, pepohonan mengayun-ayunkan ranting-rantingnya. Dedaunan dan bebatuan menengadah ke atas langit bermunajat pada Sang Pencipta atas apa yang telah terjadi di belahan bumi ini. Lekukan bumi mengendap-endap dalam fatamurgana yang teretas percikan-percikan api neraka yang merayap lewat desiran udara yang begitu menyengat. Burung-burung berkicau riuh dan nampak sumbang tidak seindah dulu lagi seakan ada perubahan atmosfir yang memekikkan kehidupan mereka. Continue reading “Ngidam”