Perempuan yang Suka Menghitung Uangnya

Aba Mardjani
http://www.suarakarya-online.com/

Setiap kali selesai salat magrib, perempuan di usia menjelang senja itu duduk pada sebuah kursi dengan sebuah meja kecil di salah satu sudut masjid itu dengan kertas-kertas berisi daftar piutang di tangannya. Sebagian lainnya berserakan di atas meja.

Banyak sekali nama dalam daftarnya. Berlembar-lembar. Di belakang nama itu tertulis angka-angka disusul dengan nol berderet-deret. Continue reading “Perempuan yang Suka Menghitung Uangnya”

Kucing

Aba Mardjani
http://www.suarakarya-online.com/

Untuk kesekian kalinya ibu menceramahiku begitu dia menangkap kesan aku bekerja setengah hati. Seperti biasa, dengan wajah tanpa gurat emosi sedikit pun. Dalam kesal pun ibu selalu bisa menjaga suaranya seperti ombak tanpa debur.

“Bekerja itu yang ikhlas, Dido,” kata Ibu sambil terus mengawasiku merapikan segerobak pasir yang berserakan di samping rumah. “Keikhlasan membuat hati dan dadamu lapang. Tanpa sekat. Kamu tak perlu bekerja dan menyelesaikan tugasmu kalau kamu memang tak mau. Ibumu masih sehat. Masih bisa mengerjakannya sendiri.” Continue reading “Kucing”

Tia Sudah Tidur

Aba Mardjani
suarakarya-online.com/22 Jan 2011

SADELI tergelagap dijagakan getar ponsel di saku celana dinasnya. Melirik jam dinding di pos jaga, Sadeli, dengan pepat matanya, melihat waktu menunjukkan pukul 01.30. “Siapa yang mengirimkan SMS?” ia membatin sembari merogoh saku untuk mengambil ponselnya. Sangat jarang dia menerima SMS di dini hari seperti ini. Continue reading “Tia Sudah Tidur”

Bidadari dari Desa

Aba Mardjani
http://www.kompas.com/

BAGI Ratri, langit di Cibaresah selama sebulan ini selalu saja biru. Bagi gadis kecil itu, langit di Cibaresah adalah padang angkasa luas tempat karnaval awan-awan yang tak pernah jemu dinikmatinya setiap hari. Gumpalan kapas yang putihnya amat kemilau itu seakan tak pernah bosan memamerkan segala keindahannya yang mengagumkan. Langit Cibaresah seakan tak pernah memperlihatkan kepekatannya. Kalaupun langit itu menangis, air matanya selalu luruh di malam hari saat seluruh warga dibuai lelap. Continue reading “Bidadari dari Desa”

Bahasa ยป