Hamlet Tak Perlu Serius

Aguslia Hidayah
http://www.tempointeraktif.com/

Badut pendek berwajah tua dan menjinjing koper lusuh itu ngotot ingin jadi Hamlet. Popo, nama badut itu, merasa pantas jadi sang tokoh utama dan meminta dukungan penonton. “Hei, ayolah, betapa susahnya datang dari Bombay ke Jakarta. Dikit-dikit macet, dikit-dikit no parking,” keluhnya lantang. Apa mau dikata, penonton setuju, maka akhirnya ia pun terpilih. Continue reading “Hamlet Tak Perlu Serius”

Penolakan Kembali Hampiri Penghargaan Achmad Bakrie 2010

Aguslia Hidayah
http://www.tempointeraktif.com/

Memasuki tahun ke delapan, Penghargaan Achmad Bakrie 2010 (PAB), kembali membidik lima ?pejuang? yang berdedikasi tinggi. Mereka adalah Daniel Murdiyarso untuk bidang sains, Daoed Joesoef dari bidang pemikiran sosial, Sitor Situmorang sebagai perwakilan bidang kesusastraan, Sjamsoe’oed Sadjad dalam bidang teknologi, dan S. Yati Soenarto di bidang kedokteran. Continue reading “Penolakan Kembali Hampiri Penghargaan Achmad Bakrie 2010”

Bunga Rampai Kemerdekaan

Aguslia Hidayah
korantempo.com

Pameran ini melibatkan 30 perupa dari berbagai kecenderungan dan medium.
Soekarno bisa tampil banyak versi. Sambil duduk, pidato, dalam gelas anggur, di tengah roda ban mobil, bahkan pada kepompong yang bergelantungan. Kadang ditemani Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir atau satu bingkai dengan Tan Malaka. Ia bisa juga berapi-api sendirian meneriakkan arti kemerdekaan. Continue reading “Bunga Rampai Kemerdekaan”

Bahasa ยป