Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kebebasan Mencipta

H.B. Jassin

SIFAT 20 menyebutkan bahwa Tuhan Melihat. –Apakah Ia punya Mata? Tuhan Mendengar. –Apakah Ia punya Mulut? Punya Lidah? –Kalau Tuhan bisa murka sebagaimana dikatakan dalam Al-Quran, mengapa Ia tidak bisa Tersenyum atau Tertawa?

Tidak! Tidak semua itu!! Apa pun pertanyaan kita dan apa pun jawaban kita, senantiasa Ia lebih dari mempunyai sifat dan keadaan yang bisa kita gambarkan. Ia adalah Mukhalafat lil hawadith, beda dari segala yang baru. Continue reading “Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kebebasan Mencipta”

MENGENALI STRUKTUR PENULISAN AMIR HAMZAH, CHAIRIL ANWAR, DAN DIMAS ARIKA MIHARDJA

Hadi Napster

Masih tentang pembicaraan licentia poetica dalam kaitannya dengan konvensional bahasa, pada kesempatan ini kita awali dengan kutipan pendapat dari Atmazaki (1993: 70-72) yang menulis; Ada tiga faktor yang menjadi penyebab licentia poetica digunakan oleh penyair, yaitu sebagai berikut: 1) Pada dasarnya penyair menyampaikan pengalaman puitiknya. Pengalaman puitik tersebut lebih banyak berhubungan dengan emosi dan intuisi daripada rasio, ilmu dan ilmiah; 2) Continue reading “MENGENALI STRUKTUR PENULISAN AMIR HAMZAH, CHAIRIL ANWAR, DAN DIMAS ARIKA MIHARDJA”

Bahasa »