Sosok yang Dirindukan Indonesia Kini
Thomas Manggalla, Hendri Irawan Continue reading “Amir Hamzah (1911 – 1946)”
Sosok yang Dirindukan Indonesia Kini
Thomas Manggalla, Hendri Irawan Continue reading “Amir Hamzah (1911 – 1946)”
H.B. Jassin
SIFAT 20 menyebutkan bahwa Tuhan Melihat. –Apakah Ia punya Mata? Tuhan Mendengar. –Apakah Ia punya Mulut? Punya Lidah? –Kalau Tuhan bisa murka sebagaimana dikatakan dalam Al-Quran, mengapa Ia tidak bisa Tersenyum atau Tertawa?
Tidak! Tidak semua itu!! Apa pun pertanyaan kita dan apa pun jawaban kita, senantiasa Ia lebih dari mempunyai sifat dan keadaan yang bisa kita gambarkan. Ia adalah Mukhalafat lil hawadith, beda dari segala yang baru. Continue reading “Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kebebasan Mencipta”
Hadi Napster
Masih tentang pembicaraan licentia poetica dalam kaitannya dengan konvensional bahasa, pada kesempatan ini kita awali dengan kutipan pendapat dari Atmazaki (1993: 70-72) yang menulis; Ada tiga faktor yang menjadi penyebab licentia poetica digunakan oleh penyair, yaitu sebagai berikut: 1) Pada dasarnya penyair menyampaikan pengalaman puitiknya. Pengalaman puitik tersebut lebih banyak berhubungan dengan emosi dan intuisi daripada rasio, ilmu dan ilmiah; 2) Continue reading “MENGENALI STRUKTUR PENULISAN AMIR HAMZAH, CHAIRIL ANWAR, DAN DIMAS ARIKA MIHARDJA”
id.wikisource.org
PADAMU JUA
Habis kikis
segala cintaku hilang terbang
pulang kembali aku padamu
seperti dahulu
Kaulah kandil kemerlap
pelita jendela di malam gelap
melambai pulang perlahan
sabar, setia selalu. Continue reading “Sajak-Sajak Amir Hamzah”
Petrik Matanasi * Continue reading “Amir Hamzah: Pahlawan Romantis Tragis”