Anindita S. Thayf
Jawa Pos, 12/01/2020
Sewaktu berada di ruang tunggu sebuah praktik dokter gigi, saya disajikan secuplik adegan ini. Seorang bocah merengek meminta ibunya mengganti saluran televisi umum karena tidak menyukai apa yang dilihatnya di layar. Alasannya, “[tokoh] bonekanya jelek. Mulutnya tidak bergerak.” Sang ibu menolak sambil beralasan bahwa boneka yang menjadi ikon acara itu bagus karena, “waktu kecil, Bunda menonton [boneka] itu juga.” Pada akhirnya, seisi ruang tunggu dokter gigi siang itu tetap dihibur oleh acara Laptop Si Unyil. Acara yang ditonton si ibu dengan kepala yang dipenuhi kenangan. Continue reading “BACAAN ANAK DAN KENANGAN”