Arif Zulkifli
http://majalah.tempointeraktif.com/
Penyair “mabuk” itu datang lagi. Masih dengan misai yang terjulur dan rambut yang tak disisir. Ketika layar diangkat, ia bergelayutan dari langit-langit. Panggung Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), yang luas, malam itu tak mampu menampung aksinya. Ia berguling, meraung, dan berdendang sambil sesekali menenggak air jahe. Tidak ada upacara minum bir. Continue reading “Tiga Penyair (Tua) Menguak TIM”