Asef Umar Fakhruddin*
Seputar Indonesia, 2 Des 2007
SEJAK orang menemukan bahasa, tandas Jacob Soemardjo (1997), ternyata mereka menyukai sastra, menyukai pengalaman-pengalaman fiktif dan tokoh-tokoh fiktif,dan menyukai alunan bahasa yang berirama.
Dengan kemampuan itu, hidup lantas dijalani tanpa membosankan. Waktu pun berlalu terasa cepat dan menyenangkan.Hidup menjadi segar kembali dan orang boleh bekerja kembali, mencari nafkahnya sehari-hari, setelah berlibur.Kesenian dan kesusastraan khususnya diakui kepentingannya dalam kehidupan oleh bangsa-bangsa primitif yang buta huruf maupun oleh kaum intelektual. Continue reading “Sastra (wan) Selalu Bersuara”