(Asrul Sani, sastrawan dan sutradara film ternama asal Indonesia. Tahun 2000 Asrul Sani menerima penghargaan Bintang Mahaputra dari Pemerintah RI)
Bahrul Amsal * Continue reading “Asrul Sani dan Keharusan untuk Berkhotbah”
(Asrul Sani, sastrawan dan sutradara film ternama asal Indonesia. Tahun 2000 Asrul Sani menerima penghargaan Bintang Mahaputra dari Pemerintah RI)
Bahrul Amsal * Continue reading “Asrul Sani dan Keharusan untuk Berkhotbah”
Asrul Sani
MENULIS tentang kesusastraan, ialah menulis perihal derita, kegembiraan, kepahitan, dan kemanisan yang telah dialami, pengalaman yang telah jadi kesadaran dan kemudian beroleh bentuk dalam kata yang membentuk kalimat dan kalimat yang menjadikan karangan. Tiada yang dapat mengingkari bahwa kesusastraan dan kata adalah kulit dan manusia. Continue reading “Pembahasan Orang-orang yang Kenes”
Eka Kurniawan
Kompas, 31 Mei 2007
Melalui kajian puisi dan cerpen Asrul Sani yang nisbiah jarang jumlahnya dibandingkan dengan esainya, terlihat bahwa cerpen-cerpen Asrul adalah cerpen ide, puisi-puisinya sarat dengan beban ide.
Dalam sepucuk esainya mengenai puisi Angkatan 45, atau dengan ungkapannya disebut sebagai generasi saya sendiri, Asrul Sani menulis: Continue reading “Asrul Sani: Puisi Gigantis dan Cerpen Rumah”
Dwi Arjanto, Hermien Y. Kleden
Majalah Tempo, 8 Nov 1999
TIDAK mudah menampilkan sosok Asrul Sani, penyair, sutradara, dan penulis skenario yang oleh orang film kini dianggap legenda. Asrul juga dokter hewan lulusan Institut Pertanian Bogor dan pernah menjadi anggota DPR selama tiga masa jabatan. Pengetahuannya sebagai dokter hewan hampir tidak dipraktekkan. Namun, selaku sastrawan dan seniman film, Asrul Sani tak pernah berhenti berkarya. Continue reading “Wawancara Asrul Sani: “Angkatan 45 Membebaskan Bahasa Indonesia””
Aminullah HA Noor
suarakarya-online.com 15-1-2006
Rabu 11 Januari lalu tepat setahun meninggalnya sastrawan Asrul Sani. Kepergian beliau tahun lalu, mengejutkan Penulis ketika menyadari kematian sastrawan besar itu melalui SMS yang dikirimkan seorang rekan.
“Bang Asrul, pencetus humanisme universal itu sudah tiada. Ia meninggal disaat negeri menjadi tempat persembunyian manusia yang menginjak-injak humanisme.” begitu bunti SMS dari rekan yang mengabari hari kematian Asrul Sani. Continue reading “Mengenang Setahun Sastrawan Asrul Sani”