SEKUNTUM BUNGA SOFI DARI DAHAN MAFIA THREE IN ONE

Awalludin GD Mualif

NOVEL sebagai bagian dari karya sastra, mempunyai bentuk dan proses penceritaanya sendiri yang terikat dalam hukum-hukumny sendiri. Proses dan bentuk yang menghasilkan kecemasan, ketakutan serta harapan, sebab akibat, penyampaian gagasan, nilai dan pesan-pesan dalam frame dan dunia yang diciptakan penulisnya. Seperti Tuhan yang menciptakan semesta, sebagai latar bagi manusia, demikian juga manusia (penulis) mencipta karya sastra, dimana unsur sastra menjadi latar bagi para tokoh-tokoh yang digambarkan oleh penulis. Continue reading “SEKUNTUM BUNGA SOFI DARI DAHAN MAFIA THREE IN ONE”

Sangkar Emas

Awalludin GD Mualif

Seorang bijak pernah dalam doanya senantiasa meminta kepada Sang Penguasa Alam agar ia tidak di takdirkan hidup disuatu masa yang memiliki arti penting. Sebab kita bukan orang bijak, Yang Maha Kuasa pun tidak mengindahkan kita dan kita pula hidup pada masa yang memiliki arti penting. Dalam segala aspek bidang, jaman kitalah yang mendorong kita untuk menjadikan dan mengenalkan arti masa yang penting ini. Bagi seorang kreatif saat ini paham akan fenomena ini. Saat waktunya mereka membuka suara, kritikan dan serangan akan menghantam, ketika mengambil sikap santun dan apatis, mereka dicela/dihina tanpa ampun. Continue reading “Sangkar Emas”

Catatan akhir tahun; Tubuh Bahasa

Awalludin GD Mualif

Keberadaan alam semesta beserta isinya,
manifestasi dari cara Tuhan menunjukan kebesaranya.

Tubuh, Bahasa

Tubuh bahasa merupakan ruh yang membutuhkan ruang, ada ruang tubuh, ada ruang bahasa. Tanpa ruh, tubuh dan bahasa hanyalah seonggok daging tanpa nyawa, ibarat benda mati: ada tangan, kaki, kepala, yang terpotong sebagian atau seluruh bagiannya, namun tak bernyawa. “Benda mati” sebagai bagian terkecil dari susunan bahasa, ibarat bagian tubuh yang terpotong berserakan. Sedangkan pada bahasa, tubuh menjelma dalam bentuk grafis berupa huruf: a, b, c, dst. Continue reading “Catatan akhir tahun; Tubuh Bahasa”