Sasti Gotama * Continue reading “Ethile! Ethile!”
AGAR KELAS MENULIS MEMBUATMU BISA MENULIS
Benny Arnas
Saya percaya, tidak ada cara terbaik untuk menjadi penulis selain empat hal: banyak membaca, membaca banyak, banyak menulis, dan menulis banyak.
Bagi yang merasa selalu gagal menulis, jangan mencoba menciptakan cara kelima. Tapi, untuk menuntaskan kepenasaran perihal bagaimana si A menulis dengan baik dan si B menulis dengan baik pula dan si C menulis yang lagi-lagi baik, mengikuti kelas menulis yang diampu si A atau B atau C bisa menjadi sebuah opsi. Continue reading “AGAR KELAS MENULIS MEMBUATMU BISA MENULIS”
Menulis dan Belajar (tanpa) Kejujuran
Benny Arnas
Seseorang, yang saya kenal lama dan selalu bilang kalau mimpi terbesarnya adalah menjadi penulis, bertandang petang tadi. Setelah menyerahkan berkas cetak cerpen saya yang dimuat media hari ini, ia bertanya tentang bagaimana menulis bagi seorang penulis seperti saya. Continue reading “Menulis dan Belajar (tanpa) Kejujuran”
Stereotipikal Laskar Pelangi
Benny Arnas *
Lampung Post, 28 Juli 2013
SAYA merampungkan novel Jurai (GPU, Maret 2013) dalam sekali pembacaan. Guntur Alam berkisah dengan lancar. Gaya dan bahasa penceritaannya, walaupun tidak sekuat pada cerpen-cerpennya, masih berkarakter. Tanpa mengurangi kebahagiaan yang mengerubungi saya usai membacanya, saya merasa dejavu dengan motif ceritanya. Continue reading “Stereotipikal Laskar Pelangi”
Tak Cukup Air Mata
Benny Arnas, Rachmat Budi M
lampungpost.com
KESENDIRIANNYA di beranda telah membuat dadanya makin sesak. Perasaan tertekan dan gelisah berkecamuk. Disandarkannya tubuh ke punggung kursi, seolah berharap ketegangan di lehernya akan merenggang. Anak sulungnya lewat di hadapannya saat akan masuk rumah. Ia bertanya kepada gadis dua belas tahunan itu. Ya, ia bertanya, seolah bertanya dapat mengalihkan kegelisahannya. Continue reading “Tak Cukup Air Mata”