Perspektif Jender dalam Sastra Islam

Bagian pertama dari Dua Tulisan
BSW Adjikoesoemo *
http://dianing.wordpress.com/Republika

DEWASA ini fenomena sastra Islami, terutama fiksi Islami, kerap menjadi wacana dalam berbagai forum diskusi dan media massa. Namun, sejauh ini belum ada tulisan atau diskusi yang secara khusus menyorot tentang perspektif jender dalam sastra Islami. Pembicaraan lebih banyak menyorot fenomena, potensi pasar, dan kekuatannya sebagai wacana alternatif untuk ?menandingi? fiksi sekuler yang belakangan juga marak di Indonesia dan umumnya ditulis oleh kaum perempuan. Continue reading “Perspektif Jender dalam Sastra Islam”

Potret Buram Nasib Perempuan dalam Sastra

Bagian Terakhir Dari Dua Tulisan
BSW Adjikoesoemo
http://dianing.wordpress.com/Republika

Nasib kaum perempuan Indonesia di tengah dominasi budaya patriarkhi dapat ditelusur sejak roman Siti Nurbaya (1920) karya Marah Rusli yang terbit pada masa pra-Pujangga Baru. Menjadi representasi dari keadaan zamannya, dalam novel itu perempuan digambarkan dalam posisi yang lemah dan menjadi ?korban? kepentingan orang tua, adat, dan nafsu lelaki. Untuk melunasi hutang ayahnya, Siti Nurbaya harus menikah dengan Datuk Maringgih, lelaki tua yang sudah bau tanah. Continue reading “Potret Buram Nasib Perempuan dalam Sastra”

Bahasa ยป