S e u l a n g a

Cut Dini Desita
oase.kompas.com

Entah sejak kapan aroma wangi ini membuai tidur-tidurku. Semenjak pertama kali aku menginjak rumah ini, aku masih bisa melihat betapa tegar dua pohon besar yang masih berdiri di rumah tetangga samping. Mungkin saja pohon itu jauh lebih tua dari usia ibuku sendiri. Kata ibu, pohon itu tumbuh di tanah milik Nek Romlah–pemilik sah kedua pohon itu.

Pohon itu terlihat seperti pintu gerbang. Berdiri mengapit jalan setapak yang cenderung berlumpur tiap hujan datang. Berkali-kali kerikil ditumpahkan, tetap saja air masih rela menggenanginya. Continue reading “S e u l a n g a”

Bahasa ยป