DARI BOB DYLAN KE DENNY JA

Malkan Junaidi

“Setiap yang bisa kunyanyikan kusebut lagu. Setiap yang tak dapat kunyanyikan kusebut puisi. Setiap yang tak bisa kunyanyikan atau yang terlalu panjang untuk menjadi puisi kusebut novel,” kata Bob Dylan suatu waktu, dan kemudian Svenska Akademien memberinya Nobel Sastra dengan alasan Dylan “telah menciptakan ekspresi puitis yang baru dalam tradisi lagu Amerika yang agung” dan ia menerimanya. Continue reading “DARI BOB DYLAN KE DENNY JA”

Bahasa »